Masih Ada Awan Gelap, Indeks Saham Global Diproyeksi Naik Tipis di 2024

IDXChannel - Mayoritas indeks saham global utama diperkirakan akan mengalami kenaikan pada 2024. Analis saham yang disurvei Reuters pun ramai-ramai memproyeksikan pasar saham akan mencapai level tertinggi baru dalam enam bulan mendatang.

Banyak hal akan bergantung pada ekspektasi suku bunga saat ini yang disebabkan oleh sebagian besar bank sentral telah menyelesaikan periode kenaikan suku bunga yang agresif sejak pandemi Covid yang bertujuan untuk mengendalikan lonjakan inflasi yang masih belum sepenuhnya terkendali.

Baca Juga:

Valuasi Penambahan 10 Persen Saham RI di Freeport Diumumkan Dua Pekan Lagi

Mayoritas analis dan trader memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertengahan 2024. Ekspektasi penurunan suku bunga tersebut sebagian besar berasal dari pandangan mayoritas responden survei.

Sebanyak 46 dari 82 responden menyatakan sejumlah besar indeks utama diperkirakan akan kembali mencapai rekor tertinggi pada saat itu.

Baca Juga:

5 Daftar Saham Tambang Emas di BEI, Kapitalisasi Pasar Tertinggi Tembus Rp514 Triliun

Dari survei yang dilakukan pada 9-22 November 2023 dengan melibatkan lebih dari 120 analis saham, diperkirakan hanya segelintir dari 15 indeks saham utama yang akan mencapai rekor tertinggi pada akhir 2024.

“Setelah dua kuartal berturut-turut merekomendasikan uang tunai daripada saham dan obligasi, kami sekarang memperkirakan saham akan menghasilkan imbal hasil satu digit lebih tinggi di 2024 dan mengungguli pendapatan tetap inti,” kata Ajay Rajadhyaksha, Kepala Riset Global di Barclays dikutip dari Reuters, Senin (27/11).

Baca Juga:

Elon Musk Dicap Antisemit, Begini Nasib Saham Tesla

”Kami memperkirakan ekonomi akan tumbuh lebih lambat tahun depan, baik secara riil maupun nominal. Tetapi risiko penurunan terhadap ekonomi dunia telah sangat berkurang. Kami pikir saham-saham akan mendapatkan keuntungan dari kondisi bisnis yang tidak terlalu buruk,” terangnya.

Sebanyak 72 dari 85 responden memperkirakan, pendapatan perusahaan di pasar domestik akan meningkat dalam enam bulan mendatang. 13 responden sisanya menyatakan akan pendapatan akan berkurang.

Meskipun tingkat suku bunga tinggi, inflasi global menurun, dan aktivitas ekonomi juga menurun, hanya sebagian kecil responden, yaitu 44 dari 80 responden, yang mengatakan bahwa value stock akan mengungguli saham-saham yang sedang mengalami pertumbuhan (growth stocks) dalam enam bulan ke depan.

Indeks acuan S&P 500 (.SPX) diproyeksi akan naik dan berakhir pada level 4.700 di tahun depan, meski ada kemungkinan perlambatan atau resesi ekonomi AS di 2024.

Sementara pasar saham Eropa juga diperkirakan akan memperoleh sedikit keuntungan pada 2024 karena optimisme bahwa tingkat suku bunga global telah mencapai puncaknya diimbangi oleh kekhawatiran bahwa perekonomian dapat jatuh ke dalam resesi.

Indeks saham utama Kanada diproyeksi naik lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada tahun depan karena perlambatan ekonomi global membebani prospek pendapatan perusahaan.

Sedangkan Indeks Nikkei 225 Jepang (.N225) dan Indeks BSE India (.BSESN) diperkirakan akan melanjutkan kinerja kuatnya hingga tahun depan. Indeks Nikkei diperkirakan akan mencapai level tertinggi dalam tiga dekade, yaitu 35.000 pada akhir Juni tahun depan, dan Indeks BSE akan mencapai titik tertinggi baru pada 2024.

(Penulis: Mutiara Cahyani/Magang)

(FAY)