Wall Street Pekan Ini: Tanda Reli Saham AS Semakin Meluas

IDXChannel - Tanda-tanda reli pasar saham AS semakin meluas atau disebut sebagai Magnificent Seven yang merupakan perusahaan dengan pertumbuhan mega-kapitalisasi dan teknologi, memperkuat harapan investor akan reli hingga akhir tahun.

Mengutip Reuters, ekuitas telah meningkat tajam, dengan S&P 500 (.SPX) naik lebih dari 8% pada bulan November, berada di titik puncak baru pada tahun 2023, didorong oleh penurunan imbal hasil Treasury dan menurunnya angka inflasi yang dapat menandakan berakhirnya kenaikan suku bunga Federal Reserve. 

Baca Juga:

Investor Optimistis The Fed Kerek Suku Bunga, Wall Street Ditutup Naik

Imbal hasil turun ketika harga Treasury naik dan pengembalian yang lebih rendah pada investasi pendapatan tetap yang dijamin membuat saham lebih menarik.

Meskipun beberapa investor besar skeptis bahwa reli tersebut tidak hanya sekedar rebound di akhir tahun, tanda-tanda kekuatan pasar baru-baru ini mencakup kenaikan di area-area yang tertinggal pada tahun ini.

Baca Juga:

Bursa Asia Tidak Tersengat Kenaikan Wall Street Jelang Libur Thanksgiving

Salah satu tanda yang menggembirakan adalah sekitar 55% saham S&P 500 diperdagangkan di atas rata-rata pergerakan 200 hari pada hari Senin. Level tersebut menembus 50% minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan, menurut LPL Financial.

“Keluasan pasar akhirnya mulai meluas ke tingkat yang lebih sepadan dengan pasar yang bullish,” kata Adam Turnquist, kepala strategi teknis di LPL Financial. “Hal ini menjadi salah satu kunci untuk menyebut pemulihan ini berkelanjutan.”

Baca Juga:

Sambut Black Friday, Wall Street Dibuka Tak Kompak 

Di antara tanda-tanda lainnya, S&P 500 (.SPXEW) dengan bobot yang sama – yang merupakan proksi untuk rata-rata saham dalam indeks – naik 3,24% pada minggu lalu. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan 2,24% pada S&P 500 (.SPX) dengan kapitalisasi pasar tertimbang, yang merupakan kinerja tertinggi poin persentase terbesar untuk indeks dengan bobot yang sama dalam hampir lima bulan.

Meski begitu, indeks bobot setara S&P 500 hanya naik 3% pada tahun 2023 dibandingkan kenaikan 18% pada keseluruhan S&P 500 -- sejalan dengan kesenjangan poin persentase tahunan terbesar dalam 25 tahun.

Baca Juga:

Wall Street Ditutup Variatif, Indeks Nasdaq Terkoreksi

Sebagian besar kinerja buruk tersebut disebabkan oleh kenaikan yang sangat besar pada saham Magnificent Seven, yang secara kolektif memiliki bobot 28% dalam indeks S&P 500: Apple (AAPL.O), Microsoft (MSFT.O), Alphabet (GOOGL.O), Amazon (AMZN.O), Nvidia (NVDA.O), Meta Platforms (META.O) dan Tesla (TSLA.O). Secara keseluruhan, kelompok saham ini menyumbang hampir 50% dari bobot Nasdaq 100, yang naik hampir 47% sepanjang tahun ini.

Saham-saham perusahaan berkapitalisasi kecil dan perbankan yang sedang kesulitan telah menguat, terutama setelah data harga konsumen AS untuk bulan Oktober minggu lalu tidak berubah dari bulan sebelumnya.

Baca Juga:

Wall Street Dibuka Hijau, Penurunan Yield Obligasi Bangkitkan Optimisme Pasar

Russell 2000 (.RUT) berkapitalisasi kecil naik 5,5% sejak data CPI dengan indeks bank S&P 500 (.SPXBK) naik 6,5%, dibandingkan kenaikan 3% untuk S&P 500. Tahun ini, Russell 2000 naik 2%, sedangkan indeks bank S&P 500 turun lebih dari 6%.

Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior di Edward Jones, mengatakan lingkungan yang kondusif untuk perluasan reli "mulai terbentuk."

“Lingkungan di mana suku bunga mendingin, inflasi moderat, dan The Fed tidak melakukan apa-apa, biasanya merupakan latar belakang yang baik untuk aset berisiko,” kata Mahajan.

“Biasanya ketika suku bunga mulai turun, Anda akan melihat perluasan penilaian dan area di mana kita dapat melihat perluasan penilaian yang lebih berarti berada di luar teknologi berkapitalisasi besar,” katanya.

S&P 500 dengan bobot yang sama diperdagangkan dengan diskon 5% dari rasio harga terhadap pendapatan rata-rata 10 tahun ke depan, menurut Edward Jones.

Namun, ada alasan untuk berpikir bahwa reli pasar belum akan meluas secara berkelanjutan.

Investor akan mendapatkan pembacaan lebih lanjut mengenai kepercayaan konsumen dan inflasi minggu depan. Data yang lebih kuat dari perkiraan dapat memicu aksi jual Treasury, sehingga menyebabkan imbal hasil lebih tinggi.

Pada saat yang sama, kenaikan tajam saham-saham pada pekan yang berakhir 17 November disertai dengan tingginya permintaan untuk opsi panggilan naik, terutama di bagian pasar yang berkinerja buruk tahun ini, seperti iShares Russell 2000 ETF yang berfokus pada saham kecil. (IWM.P).

Beberapa di antaranya sudah mulai rileks.

“Kami melihat peningkatan besar dalam ekspektasi terhadap IWM, namun kini ekspektasi tersebut tampaknya sudah stabil,” kata Steve Sosnick, kepala strategi di Interactive Brokers.

Lonjakan baru-baru ini, yang telah mendorong S&P 500 naik sekitar 10% selama tiga minggu terakhir, mungkin tidak akan bertahan lama karena investor bersiap untuk menutup pembukuan mereka untuk tahun ini, kata Jason Draho, kepala alokasi aset Amerika di UBS Global Wealth Management.

“Banyak kabar baik yang sudah diperkirakan dan investor mungkin enggan mengejar reli tersebut,” katanya.

(SAN)