Note

Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat

· Views 55
Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat
Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham Asia melanjutkan kinerja beragam (mixed) pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (24/11/2023). Pasar saham Asia sebagian merah pada hari ini. Sementara indeks Nikkei 225 Jepang naik paling tinggi hari ini karena laporan sejumlah data ekonomi terbaru.

Saham-saham di Hong Kong dan China daratan merah, sementara saham-saham Korea Selatan dan Australia menghijau.

Baca Juga:
Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat IHSG Dibuka ke 7.016, 135 Saham Menguat 

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik hampir 1 persen, sementara indeks TOPIX menguat 0,7 persen pada pukul 8.44 WIB. Indeks ASX 200 di Australia juga menguat 0,39 persen. Sementara tekanan masih dirasakan indeks Hang Seng Hong Kong dengan penurunan paling dalam 1,22 persen dan indeks Shanghai Composite turun 0,21 persen. Sementara indeks KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,033 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat

Baca Juga:
Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat Naik Signifikan, Saham Natura City (CITY) Digembok BEI

Di Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,17 persen di level 7.016 pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB. Ini melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya yang ditutup menguat 1,4 persen di level 7.004.

Di bursa Wall Street, seluruh indeks ditutup hijau pada perdagangan kemarin. Indeks Nasdaq ditutup menguat 0,46 persen. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,54 persen dan S&P 500 naik 0,4 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Jelang Akhir Pekan, IHSG dan Nikkei 225 Jepang Kompak Menguat Baru Sehari Jadi Investor Baru, Maju Terang Diam-Diam Jual Saham FUTR

Sejumlah Sentimen

Indeks TOPIX Jepang bergerak menuju level tertinggi baru dalam 33 tahun karena investor menilai data ekonomi utama di Jepang.

Tingkat inflasi umum di negara ini meningkat menjadi 3,3 persen di bulan Oktober dari sebelumnya 3 persen di bulan September. Ini merupakan angka tertinggi inflasi Jepang sejak bulan Juli.

Angka-angka terbaru juga menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di Jepang melambat ke level terendah dalam 11 bulan sepanjang November di tengah terus melemahnya sektor manufaktur.

PMI Manufaktur au Jibun Bank Jepang turun menjadi 48,1 pada November 2023 dari 48,7 pada bulan sebelumnya.

Data PMI terbaru ini menunjukkan penurunan aktivitas pabrik di Jepang keenam berturut-turut dan kontraksi paling tajam sejak bulan Februari. Ini karena produksi dan pesanan baru semakin menyusut dan pesanan ekspor baru turun lebih cepat.

Sementara itu, lapangan kerja turun selama dua bulan berturut-turut, meski berada pada tingkat yang lebih rendah, sementara tumpukan pekerjaan turun lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan aktivitas inventaris pembelian tidak berubah, sementara waktu pengiriman membaik.

Dari segi harga, inflasi biaya input menurun ke level terendah dalam 27 bulan sementara inflasi biaya output meningkat. Kondisi ini terjadi di tengah kenaikan biaya bahan baku, bahan bakar, dan tenaga kerja serta lemahnya nilai tukar.

Saham-saham kelas berat di bursa Jepang mencatatkan kenaikan signifikan seperti Toyota Motor (2,6 persen), Mitsubishi Heavy Industries (3,8 persen), Tokyo Electron (1,3 persen), Keyence (1,5 persen), SoftBank Group (1,8 persen) dan Renesas Elektronik (3,4 persen).

Inflasi Jepang juga disebabkan harga pangan yang meningkat sebesar 8,6 persen, menyusul kenaikan sebesar 9,0 persen di bulan September.

Tingkat inflasi inti Jepang juga naik tipis menjadi 2,9 persen dari level terendah dalam 13 bulan di bulan September sebesar 2,8 persen, sedikit di bawah konsensus sebesar 3,0 persen namun tetap berada di luar target 2 persen Bank of Japan untuk bulan ke-19 berturut-turut.

Sementara indeks Hang Seng terus mengalami pelemahan karena merespon meningkatnya kekhawatiran terhadap persistennya inflasi Amerika Serikat (AS) dan potensi berlanjutnya kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Pada perdagangan sesi sebelumnya, indeks Hang Seng juga ditutup melemah di tengah kekhawatiran ekonomi yang lebih luas, dengan kontributor penurunan harga saham dari New World Development yang turun tajam sebesar 5,1 persen menyusul pengumuman rencana pembelian kembali obligasi senilai USD600 juta. Hal ini berkontribusi pada turunnya Hang Seng sebesar 0,4 persen.

Di Indonesia, akhirnya Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6 persen pada pengumuman Kamis (23/11). Ini membuat IHSG ditutup menguat di level 7.000 pada perdagangan kemarin.

Suku bunga Deposit Facility juga ditahan di level 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap di 6,75 persen.

Sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1 persen pada 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024.

"Sementara itu, untuk mendukung ekonomi berkelanjutan kebijakan makroprudensial longgar diperkuat dengan efektivitas penguatan implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan menurunkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong kredit pembiayaan bagi dunia usaha," ujarnya saat konferensi pers Kamis (23/11/2023).

BI juga menegaskan, kebijakan untuk menahan suku bunga saat ini berdasarkan perkiraan inflasi 2 tahun ke depan. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.