Note

BEI Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker, Kabar Baik buat Investor Ritel?

· Views 62
BEI Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker, Kabar Baik buat Investor Ritel?
BEI Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker, Kabar Baik buat Investor Ritel? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Kabar kode broker bakal kembali dibuka selama jam perdagangan membuat riuh para investor saham Tanah Air. Para pengamat menilai, hal tersebut bisa berdampak baik bagi investor ritel dan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta berpendapat, apabila terealisasi, kebijakan pembukaan kode broker tersebut akan membuat perdagangan transaksi saham di bursa Tanah Air, kembali semringah, terutama dari sisi investor ritel.

Baca Juga:
BEI Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker, Kabar Baik buat Investor Ritel? BEI Sedang Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker selama Jam Perdagangan

“Bisa kembali ramai lagi. Biasanya, investor ritel suka menganalisa brokerage mana saja yang melakukan aksi beli atau jual ketika perdagangan berlangsung,” ujar Nafan kepada IDXChannel, Kamis (16/11/2023).

Hal tersebut, menurut Nafan, bisa menjadi kabar baik untuk investor ritel dan juga sekaligus momentum untuk semakin meningkatkan transaksi dan tingkat partisipasi investor.

Baca Juga:
BEI Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker, Kabar Baik buat Investor Ritel? Potensi Saham di Tengah Ragam Sentimen Positif

“Menariknya, dengan adanya peningkatan transaksi perdagangan di bursa, apalagi dimotori investor ritel, ini akan membuat market cap [kapitalisasi pasar] bisa semakin mengalami peningkatan secara akumulatif,” lanjutnya.

Ritel dan Bandarmology

Baca Juga:
BEI Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker, Kabar Baik buat Investor Ritel? OCBC NISP (NISP) Akuisisi 99 Persen Saham Bank Commonwealth, Nilainya Rp2,2 Triliun

Sementara, pengamat pasar saham Michael Yeoh mengungkapkan, apabila kita melihat acuan dari bursa luar, bahkan di negara ASEAN, hanya indonesia dan Filipina yang membuka kode broker.

“Ini alasan kenapa aliran yang sering disebut ‘bandarmology’ tidak populer di luar, tapi populer di Indonesia karena selama bertahuntahun, kode broker secara live trade [jam perdagangan] dibuka,” kata Michael Yeoh kepada IDXChannel.

Selain itu, demikian masih mengutip Yeoh, dalam melakukan pembelian saham, fund manager dan investor asing tidak menyimpan saham di sekuritas, melainkan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Sekuritas, kata sosok yang kerap disapa MY ini, hanya berfungsi sebagai eksekutor. “Sehingga terdapat banyak bias dalam analisa bandarmology,” tambahnya.

Sebagai informasi, di kalangan pelaku pasar saham dalam negeri, bandarmology biasanya merujuk pada teknik yang dipakai sekelompok orang yang menggunakan pergerakan market maker--atau lazim disebut bandar--untuk mengetahui pergerakan harga suatu saham dalam waktu dekat. Pergerakan market maker tersebut biasanya dianalisis dari jejak aktivitasnya via ringkasan transaksi broker yang diidentifikasi lewat kode broker tertentu.

Namun, kata Yeoh lagi, jika itu masih terjadi dalam satu hari, maka kode broker masih relevan untuk diikuti. “That’s why [itulah mengapa] wacana pembukaan kode broker ini akan disambut positif oleh investor ritel,” katanya.

Yeoh pun melanjutkan, dampak positif tersebut hanya bagi investor ritel, yang pada dasarnya dia sebut sebagai ‘followers’ atau pengikut.

“Sementara, bagi fund manager, market maker atau sering disebut liquidity provider, hal ini tidak akan begitu berpengaruh bagi mereka karena jumlah dana mereka yang jauh lebih besar dan pembelian mereka yang disertai oleh landasan fundamental serta riset yang dalam,” jelas Yeoh.

Menambahkan penjelasannya, Yeoh bilang, pola belanja mereka, para fund manager hingga market maker tersebut disertai pandangan jangka panjang dan holding period atawa masa berinvestasi yang kuat.

“Yang saya lihat, pembukaan kode broker akan menguntungkan dari sisi ritel, ada potensi peningkatan transaksi bursa dari sisi ritel,” kata Yeoh.

Perlu Waktu

Di sisi lain, Founder WH Project William Hartanto menilai, sementara menjadi kabar baik, kebijakan pembukaan kode broker masih memerlukan waktu karena investor ritel tidak serta-merta langsung kembali ke pasar dan aktif bertransaksi saham.

“Memang, pembukaan kode broker bisa menjadi data tambahan yang sangat membantu, namun setelah 2 tahun ditutup, maka kemungkinan kepercayaan mereka pasar modal juga sudah menurun,” jelas William saat dihubungi IDXChannel, Kamis (16/11/2023).

Menurut hemat William, dampak dari pembukaan kode broker akan seperti aturan auto rejection (ARA & ARB) simetris.  “Tidak akan langsung membuat pasar ramai lagi,” pungkasnya.

Transaksi Menurun

Memang, rata-rata volume dan nilai transaksi saham harian di BEI cenderung menurun selama 2023 usai sempat melonjak di tahun lalu. Data BEI menyebut, selama periode 9 bulan 2023, rerata volume transaksi harian mencapai 18,89 miliar saham atau turun 21 persen dibandingkan 2022 yang mencapai 23,93 miliar.

Rata-rata nilai transaksi harian juga lebih rendah 29 persen menjadi Rp10,49 triliun selama periode Januari-September 2023, dari posisi 2022 yang mencapai Rp14,71 triliun. (Lihat tabel di bawah ini.)

BEI Kaji Pembukaan Kembali Kode Broker, Kabar Baik buat Investor Ritel?

BEI Kaji Kebijakan

Sebelumnya, menjawab kabar di atas, Bursa Efek Indonesia (BEI) membenarkan pihaknya tengah melakukan kajian untuk meninjau ulang aturan pembukaan kembali kode broker dalam informasi transaksi.

"Betul, kita sedang review dan minta pendapat mengenai hal ini," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy kepada IDXChannel, Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Irvan menerangkan, BEI tengah berupaya menjaring masukkan Anggota Bursa (AB) dengan menggunakan survei secara tertulis. Pendapat dan dialog dengan AB diperlukan untuk mengetahui kondisi market, dan strategi kebijakan yang bakal diambil.

"Melalui survei. Tapi belum tentu kita implementasikan ya," jelas dia.

Kondisi market yang fluktuatif mendorong bursa untuk menjaga rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tetap stabil.

Sejak Kamis (9/11), RNTH bursa berada di kisaran Rp7 hingga Rp9 triliun. Jumlah ini masih lebih rendah dari target BEI yang telah direvisi sebesar Rp10,75 triliun.

Asal tahu saja, kebijakan penutupan kode broker dan asing diberlakukan sejak 6 Desember 2021. Artinya, hampir dua tahun kebijakan itu diterapkan bagi pelaku pasar modal, dengan harapan dapat menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.