Note

Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Yuan China hingga Yen Jepang

· Views 55
Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Yuan China hingga Yen Jepang
Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Yuan China hingga Yen Jepang

IDXChannel - Depresiasi nilai tukar rupiah lebih baik dibanding mayoritas negara Asia lainnya. Bahkan lebih baik dari mata uang China dan Jepang. 

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), depresiasi nilai tukar rupiah sepanjang 2023 hingga 8 November 2023, tercatat sebesar 0,52 persen. 

Baca Juga:
Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Yuan China hingga Yen Jepang Volatilitas Rupiah Lebih Rendah Dibanding Mata Uang Korea-Rusia

"Depresiasi itu dampak dari menguatnya ekonomi AS," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Ramdan Denny Prakoso di Sorong, Papua Barat akhir pekan lalu. 

Depresiasi rupiah lebih baik dibanding dengan sekaranjang mata uang lainnya di Asia. Misalnya, peso Filipina yang terdepresiasi 0,55 persen; rupee India terkoreksi 0,65 persen; dolar Singapura 1,25 persen.

Baca Juga:
Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Yuan China hingga Yen Jepang BI: Kalau Kita Sangat Agresif Intervensi Rupiah, dalam Sekejap Cadangan Devisa Habis

Sementara bath Thailand terdepresiasi 2,77 persen; won Korea 3,44 persen; dolar Taiwan 4,77 persen; CNH (yuan diperdagangkan di wilayah RRC) 5,01 persen; CNY (yuan yang diperdagangkan di luar wilayah RRC) 5,19 persen; ringgit Malaysia 5,94 persen; dan yen Jepang terkoreksi 13,15 persen.  

"Hanya sedikit mata uang yang sanggup menguat terhadap dolar AS. Dengan gambaran seperti ini, saya ingin menyampaiakan bahwa kami di BI merasa yakin bahwa pentingnya fundamental ekonomi yang kuat," ujar Denny.

Baca Juga:
Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Yuan China hingga Yen Jepang BI Catat Outstanding SRBI Capai Rp153 Triliun

Artinya, dia menjelaskan bahwa rupiah lebih baik dibanding mata uang negara lain karena Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari sejumlah negara tersebut. 

"Kita (pertumbuhan ekonomi) ada 5 persen, inflasi relatif terjaga, performance ekspor impor bagus. Kita punya budget deficit sangat terkendali dan kondisi sosial politik stabil, walaupun menjelang pemilu. Ini bekal utama dalam mengelola nilai tukar," tuturnya.

Baca Juga:
Depresiasi Rupiah Lebih Baik dari Yuan China hingga Yen Jepang Akselerasi Pemulihan Ekonomi, BI Pastikan Likuiditas Perbankan Tetap Longgar

Nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini lebih resilen dan volatilitasnya juga terjaga. Volatilitas rupiah lebih rendah dibanding beberapa negara lain seperti Korea Selatan dan Rusia. 

"BI menjaga volatilty nilai tukar tetap managable, artinya kalau nilai tukar levelnya harus menguat, tapi kalau menguat terlalu cepat tidak baik. Kalau melemah terlalu cepat juga tidak biak," ucap dia.

BI, dia menambahkan, melihat kepentingan eksportir dan importir serta psikologis dari pelaku pasar. 

Denny menuturkan, BI juga ingin menghindari pelemahan yang terlalu cepat karena bisa memberikan kepanikan di pasar. Karena itu, menurutnya, penting mengelola volatilitas nilai tukar rupiah. 

Adapun ketidakpastian di pasar keuangan masih tetap tinggi, yang dipengaruhi oleh dinamika di Amerika, Eropa, dan China. Hal ini ditambah faktor geoplotik yang mengakibat kondisi global menjadi tidak pasti.  

Volatilitas rupiah per 8 November 2023 tercatat sebesar 8,59 persen. Ini lebih baik dibanding dengan sejumlah negara lain. 
 
"Kita memag tidak sebaik Filipina yang 7,65 persen, India 4,42 persen tapi dibanding negara lain, (Indonesia) better-lah," ucapnya. 

Volatilitas mata uang Rusai, rubel mencapai 27,22; Afrika Selatan, Rand Afrika Selatan 21,13 persen; Malaysia, ringgit sebesar 9,77 persen; Korea Selatan, Won 13,52 persen. Bahkan mata uang Meksiko, peso sebagai salah satu yang menguat cukup tinggi tapi volatilitasnya dua kali mata uang Indonesia, yakni mencapai 16,4 persen. 

Dia menjelaskan, dengan mencermati kemungkinan dari kebijakan Federal Reserve (the Fed) dan indeks nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap mata uang utama (DXY), BI tidak diam.  Bank sentral, kata dia, selalu berinovasi dengan menghadirkan instrumen baru yang lebih tahan banting dalam menghadapi kondisi di bawah tekanan. 

"Artinya, ketika melihat kecenderungan outflow, kita perlu intrumen yang bisa menerik inflow dan mengembangkan pasar uang kita, sehingga terakhir BI meluncurkan SRBI," ucap Denny. 

Pada 21 November 2023, BI juga akan meluncurkan dua instrumen baru, yakni Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Tujuannya, untuk meningkatkan supply and demand valas guna mendukung pendalaman pasar keuangan yang akan menarik capital inflow dan mendukung stabilitas nilai tukar. 

(RNA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.