Komisaris Independen BSI (BRIS) Resmi Mengundurkan Diri

IDXChannel - Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI, Muhammad Arief Rosyid Hasan, menyatakan resmi mengundurkan diri dari jabatannya tersebut.

Keputusan mundur diambil Arief seiring keterlibatannya dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang bakal turut berkontestasi dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Baca Juga:

Maksimalkan Layanan, BSI (BRIS) Siagakan 462 Cabang untuk Layanan Weekend Banking

"Saya telah meminta izin kepada Komisaris Utama BSI, Bapak Muliaman Haddad, dan Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir (terkait pengunduran dirinya)," ujar Arief, Senin (6/11/2023).

Menurut Arief, langkahnya mundur dari BSI diambil sebagai bentuk komitmen untuk menjaga marwah bank syariah terbesar di Indonesia itu, sebagai lembaga perbankan milik BUMN yang diandalkan oleh Bangsa Indonesia dan umat Islam secara keseluruhan.

Baca Juga:

Market Share Perbankan Syariah Terus Meningkat, Laba BSI (BRIS) Tumbuh 31 Persen

Dalam pernyataannya, Arief juga menyampaikan terima kasih atas sinergi di dalam manajemen BSI, baik dari jajaran komisaris dan juga direksi, yang telah dijalaninya dalam tiga tahun terakhir.

"Saya bangga dapat berkontribusi melalui lembaga yang krusial untuk pembangunan ekonomi syariah di Indonesia. Lembaga yang didapuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk membawa bangsa kita diperhitungkan dalam level global pada bidang keuangan syariah," ujar Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 2013–2015 tersebut.

Baca Juga:

BSI (BRIS) Bidik Distribusikan 200 Ribu Kartu Debit Mabrur

Selama ini, Arief dikenal sebagai tokoh muda yang aktif dalam gerakan milenial di berbagai segmen, masjid/pesantren, hingga ekonomi dan keuangan syariah.

Pada gelaran Pilpres sebelumnya pada 2019 lalu, Arief juga turut terlibat sebagai perwakilan dari generasi muda dalam Tim Pemenangan Presiden Joko Widodo-Maruf Amin.

"Suara pemuda adalah suara mayoritas dalam Pilpres 2024 mendatang. Yang terpenting adalah bagaimana kita generasi muda, benar-benar hadir menjadi representasi generasi kita agar pemuda bukan hanya menjadi obyek apalagi komoditas. Sebaliknya, pemuda harus duduk bersama sebagai subyek dari kebijakan publik untuk memperluas kebermanfaatan terhadap pemuda lain," tegas Arief. (TSA)