Note

Harga Komoditas Ambruk, Saham Emiten Batu Bara Ditutup Anjlok

· Views 50
Harga Komoditas Ambruk, Saham Emiten Batu Bara Ditutup Anjlok
Harga Komoditas Ambruk, Saham Emiten Batu Bara Ditutup Anjlok

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sore ini berbalik melemah 0,51% ke 6.843. Hal ini terbebani saham-saham batu bara yang terkoreksi.  

Dikutip dari Bulletin IDX 2nd Session Closing Market, delapan indeks sektoral menyeret IHSG ke zona merah. Salah satunya sektor energi yang tumbang 1,35%.

Baca Juga:
Harga Komoditas Ambruk, Saham Emiten Batu Bara Ditutup Anjlok IHSG Ditutup Melemah ke 6.843, Mayoritas Sektor Tertekan

Pelemahan sektor energi dipicu melemahnya saham-saham pertambangan batu bara, di antaranya saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang berakhir anjlok 2,37% di level Rp2.470 per saham.

Kemudian, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tertekan 1,67% ke Rp2.360 per saham, Indika Energy (INDY) merosot 5,15% ke level Rp1.565 per saham, Harum Energy (HRUM) tertekan 2,97% ke Rp1.470 per saham, dan Darma Henwa (DEWA) terjun 16,28% ke level 72 per saham.

Baca Juga:
Harga Komoditas Ambruk, Saham Emiten Batu Bara Ditutup Anjlok Apakah Saham Batu Bara Cocok untuk Jangka Panjang? Begini Analisannya

Kondisi ini terjadi di tengah harga komoditas batu bara yang kembali diselimuti awan mendung dengan terus turun, bahkan menyentuh level dalam pada 28 bulan atau sejak 16 Juni 2021.

Merujuk data Refinitiv, harga batu bara Newcastle kontrak Desember ditutup di posisi USD122,25 per ton atau ambruk 2,78% di perdagangan Senin (6/11/2023) waktu setempat.

Baca Juga:
Harga Komoditas Ambruk, Saham Emiten Batu Bara Ditutup Anjlok Saham dengan Market Cap Terbesar Tiap Sektor, Banyak Perbankan atau Batu Bara?

Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini anjlok 9,39% dan dalam sebulan terakhir harga batu bara merosot 15,52%.

Penurunan ini membawa batu bara jatuh ke bawah level psikologis USD130 per ton dan semakin berpeluang untuk menjebol USD120 per ton.

Hal ini juga menjadi sentimen kejatuhan harga batu bara ke depan dan kemungkinan berakhirnya tren harga batu bara tinggi.

Koreksi batu bara terjadi seiring dengan melemahnya permintaan batu bara thermal di pasar Asia. Seperti diketahui, dua negara produsen dan konsumen batu bara terbesar dunia China dan India yang berkontribusi 60-70% dari global.

Melansir S&P Global Community Insight, China sebagai pusat manufaktur dunia diperkirakan akan kembali menahan permintaan batu bara sebagai langkah berhati-hati dari para pembeli.

Sementara India diperkirakan masih akan menahan permintaan untuk mencegah lonjakan harga yang lebih tinggi.

Di sisi lain, strategi India mendapatkan harga murah dengan membeli batu bara Rusia yang tidak termasuk indeks Newcastle.

Sementara itu, terkait dengan perkembangan yang terjadi, Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Axell Ebenhaezer mengatakan, belum ada tanda-tanda harga batu bara akan rebound.

"Ekonomi China belum bangkit dan musim dingin di Eropa tahun ini diperkirakan tidak terlalu dingin," ujarnya.

Untuk saham batu bara, dia menyarankan wait and see karena kinerja saham laba dan dividen akan turun.

(RNA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.