Note

Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya

· Views 49
Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya
Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham Asia memerah pada perdagangan Selasa (7/11/2023) setelah pada sesi sebelumnya ditutup menguat.

Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,84 persen, sementara indeks TOPIX turun 0,72 persen pada pukul 09.29 WIB.

Baca Juga:
Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya Kenaikan Harga Tak Wajar, BEI Gembok Saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN)

Di pasar China, Indeks Shanghai Composite turun 0,41 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,12 persen. Indeks ASX 200 di bursa Australia juga turun 0,33 persen. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun 0,21 persen pada waktu yang sama.

Sedangkan, indeks KOSPI di Korea Selatan anjlok 2,34 persen setelah pada sesi sebelumnya mengalami kenaikan tertinggi sejak Maret 2020. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya BEI Cabut Suspensi Saham Kota Satu Properti (SATU) Hari Ini

Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya

Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya

Baca Juga:
Bursa Asia Tumbang Setelah Hijau di Awal Pekan, Cek Sentimennya Investor Kembali Masuk, GOTO Makin Jauhi Level Rp50 per Saham

Indeks KOSPI Korea Selatan melonjak 5,66 persen, ditutup pada level 2.502,37, dan KOSDAQ melonjak 7,34 persen menjadi berakhir pada 839,45 pada perdagangan Senin (6/11).

Di bursa Amerika Serikat (AS), pada penutupan pekan lalu, tiga indeks utama Wall Street ditutup menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) ditutup naik 0,48 persen. Sementara S&P 500 (.SPX) naik 0,2 persen. Nasdaq Composite (.IXIC) naik 0,31 persen.

Terpantau imbal hasil obligasi US Yield Treasury tenor 10 tahun kembali mengalami peningkatan pada perdagangan Senin (6/11).

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun AS naik sekitar 10 basis poin mendekati 4,65 persen pada perdagangan kemarin, pulih dari penurunan 11 basis poin pada Jumat pekan sebelumnya karena para investor terus menilai prospek kebijakan moneter dan penerbitan obligasi baru.

Meskipun, The Fed tampak sudah selesai menaikkan suku bunga, namun diperkirakan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.

Sementara itu, perekonomian AS menunjukkan tanda-tanda melambat, seperti yang ditunjukkan oleh data nonfarm payroll, tingkat pengangguran, dan PMI ISM,

Meski demikian, perekonomian AS masih jauh lebih tangguh dibandingkan negara-negara lain, terutama di Eropa.

Selain itu, Departemen Keuangan AS juga telah menerbitkan sejumlah besar utang baru untuk membiayai kebutuhan pinjamannya melalui serangkaian tiga lelang yang dimulai pada hari ini.

Departemen Keuangan AS diperkirakan akan menerbitkan instrumen utang senilai USD776 miliar pada kuartal keempat tahun ini, menyusul pinjaman sebesar USD1 triliun pada kuartal ketiga.

Kabar pasar lainnya, investor juga tengah menanti data perdagangan dari china dan keputusan suku bunga RBA yang akan menjadi penggerak pasar hari ini. 

Angka-angka perdagangan ini akan mempengaruhi indeks ASX 200, Indeks Hang Seng, dan Nikkei 225.

Para ekonom memperkirakan impor dan ekspor China akan turun dengan laju yang lebih moderat. Laporan PMI manufaktur China baru-baru ini juga menyoroti lemahnya permintaan luar negeri, yang mungkin berdampak pada ekspor pada Oktober.

Namun, berita mengenai rencana pemerintah China untuk meningkatkan impor guna meningkatkan hubungan perdagangan dengan mitra-mitra utama dapat meredam dampak dari pelemahan angka tersebut.

Untuk ASX 200, keputusan suku bunga RBA dan pernyataan bank sentral Australia tersebut akan mempengaruhi saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga.

Para ekonom memperkirakan RBA akan menaikkan Cash Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,35 persen. Kecuali jika ada keputusan mengejutkan untuk mempertahankan suku bunga.

Sementara, indeks Nikkei 225 akan bergantung pada pengumuman pertumbuhan upah dan belanja rumah tangga Jepang. Penurunan belanja dan pertumbuhan upah yang lesu akan mendukung komitmen Bank of Japan terhadap kebijakan moneter yang sangat longgar. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.