BUVA Masih Defisit Rp1,3 Triliun Pada Akhir September 2023

Pasardana.id - PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (IDX: BUVA) membukukan laba bersih sebesar Rp57,66 miliar dalam sembilan bulan tahun 2023, atau membaik dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat rugi bersih sebesar Rp154,15 miliar.  

Dampaknya, defisit atau akumulasi rugi menyusut 4,1 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp1,326 triliun.

Penopangnya, pendapatan yang naik 89,1 persen secara tahunan menjadi Rp278,58 miliar pada akhir September 2023.

Rinciannya, pendapatan kamar melonjak 88,4 persen menjadi Rp179,65 miliar.

Senada, pendapatan makanan dan minuman melejit 89,7 persen menjadi Rp74,75 miliar.

Lalu, pendapatan spa meningkat 89,09 persen menjadi Rp10,42 miliar.

Bahkan pendapatan lainnya melejit 101,4 persen menjadi Rp13,7 miliar.  

Walau beban pokok pendapatan membengkak 71,7 persen secara tahunan menjadi Rp79,494 miliar pada akhir September 2023. Tapi laba kotor tetap terangkat 99 persen menjadi Rp199,09 miliar.

Sedangkan laba usaha terbilang Rp20,631 miliar pada akhir kuartal III 2023, atau membaik dibanding akhir September 2022 yang tercatat rugi usaha sebesar Rp18,88 miliar.

Menariknya, emiten hotel dan jasa pariwisata ini, meraup pendapatan keuangan senilai Rp51,448 miliar pada akhir kuartal III 2023, atau terbang 1,809 juta persen dibanding akhir September 2022 yang tercatat sebesar Rp2,843 miliar.

Kian enteng, beban keuangan berkurang 81,4 persen dibanding akhir September 2022 menjadi Rp29,605 miliar pada akhir kuartal III 2023.

Alhasil, BUVA meraup laba  sebelum pajak final dan beban pajak penghasilan senilai Rp42,474 miliar.   

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2023 tanpa audit BUVA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (6/11/2023).

Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 40 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp1,245 triliun pada akhir September 2023.

Pada sisi lain, total ekuitas mencapai Rp711,71 miliar pada akhir kuartal III 2023.