Pasardana.id - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (IDX: WMPP) menderita rugi bersih sedalam Rp263,33 miliar dalam sembilan bulan tahun 2023, atau menukik 2.503 persen dibanding periode sama yang mencatatkan rugi sebesar Rp10,343 miliar.
Akibatnya, emiten perternakan milik Tumiyana, mengalami defisit atau akumulasi rugi yang belum ditentukan penggunaanya Rp182,55 miliar pada akhir September 2023.
Sedangkan di akhir tahun 2022 membukukan saldo laba sebesar Rp80,776 miliar.
Pasalnya, penjualan turun 91,8 persen secara tahunan yang tersisa Rp737,59 miliar pada akhir September 2023.
Rinciannya, penjualan karkas anjlok 92,9 persen sisa Rp133,18 miliar.
Senasib, penjualan sapi merosot 50,3 persen menjadi Rp255,7 miliar.
Lalu, penjualan daging dan daging olahan melorot 66,3 persen menjadi Rp152,42 miliar.
Walau beban pokok penjualan dapat ditekan 75,8 persen secara tahunan menjadi Rp703,73 miliar pada akhir September 2023.
Tapi laba kotor tetap terpangkas 75,8 persen yang tersisa Rp703,7 miliar.
Di sisi lain, WMPP dapat memangkas beban usaha 37,1 persen secara tahunan menjadi Rp127,94 miliar pada akhir kuartal III 2023.
Demikian juga dengan beban pajak final turun 90,2 persen yang tersisa Rp225,47 juta.
Dua pos beban itu tetap dapat menekan kinerja WMPP sehingga mencatat rugi usaha sebesar Rp94,305 miliar pada akhir September 2023.
Terlebih, beban lain-lain tercatat membengkak 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp185,07 miliar pada akhir kuartal III 2023. Salah satu pos penekannya berupa biaya bunga yang tercatat sebesar Rp171,13 miliar.
Akibatnya, WMPP mengalami rugi sebelum pajak penghasilan sebesar Rp279,38 miliar pada akhir September 2023. Sedangkan di akhir kuartal III 2022 mencatat laba sebesar Rp44 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2023 tanpa audit WMPP yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 4,4 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp3,797 triliun pada akhir September 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas menyusut 13,3 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp1,817 triliun pada akhir September 2023.
Hot
No comment on record. Start new comment.