Note

Ringgit Malaysia Tumbang, Anwar Ibrahim Ogah Naikkan Suku Bunga

· Views 43
Ringgit Malaysia Tumbang, Anwar Ibrahim Ogah Naikkan Suku Bunga
PM Malaysia Anwar Ibrahim/Foto: Chelsea Olivia Daffa
Jakarta

Nilai tukar Ringgit Malaysia terus tertekan terhadap dolar AS hingga mencapai titik terendah dalam 25 tahun terakhir. Meski begitu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengaku tidak ingin memperkuat nilai Ringgit dengan menaikkan suku bunga di Negeri Jiran.

Padahal hingga Oktober 2023 kemarin nilai tukar ringgit melemah hingga 8% menghadapi dolar AS, menjadikan mata uang itu masuk ke level terendah sejak krisis keuangan Asia 1997-1998. Tercatat posisi Ringgit Malaysia kian mendekat ke level 4,8 per dollar AS dan menjadikannya mata uang dengan kinerja terburuk di ASEAN.

Berdasarkan laporan The Star, Jumat (3/11/2023), Anwar merasa kenaikan suku bunga belum diperlukan untuk mendukung ringgit. Alih-alih menaikkan nilai Ringgit, ia memandang kenaikan suku bunga justru dapat merugikan UMKM di negaranya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indikator ekonomi seperti inflasi dan pengangguran menurun, sementara investasi meningkat, sehingga sulit untuk membenarkan kenaikan suku bunga yang dapat merugikan usaha kecil," ungkap Anwar.

Dengan begitu, suku bunga yang ditetapkan Bank Negara Malaysia masih tetap di angka 3% sejak bulan Juli lalu, menjadikannya rekor 'diskon' dibandingkan dengan suku bunga Federal Reserve AS.

"Ada pandangan di kalangan ekonom untuk memperkuat nilai ringgit melalui kenaikan OPR (Suku bunga di Malaysia). Tapi untuk alasan apa?" kata Anwar.

"Kami hanya akan menaikkannya ketika perekonomian membutuhkannya. Saat ini hal itu tidak diperlukan," tegasnya lagi.

Alih-alih menaikkan suku bunga, Anwar menyarankan solusi jangka menengah dan panjang adalah dengan memisahkan diri dari dolar AS alias dedolarisasi. Untuk itu negaranya akan lebih banyak mencari mitra dagang yang mau menerima pembayaran dalam ringgit.

Sejauh ini Malaysia sendiri sudah melakukan perdagangan dengan mata uang lokal bersama Indonesia, China dan Thailand. Disampaikan China merupakan mitra dagang nomor satu Malaysia, sedangkan Indonesia adalah mitra dagang terbesar kelima dan Thailand pada peringkat ketujuh.

"Kami juga telah berdiskusi dengan negara-negara Arab untuk memulai proses dedolarisasi, namun kami hanya berhasil dengan tiga negara sebagai solusi jangka panjang untuk mempertahankan ringgit," kata Anwar lagi.

(fdl/fdl)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.