Pasardana.id- PT Adaro Energy Tbk(IDX:ADRO) mencatatkan laba bersih senilai USD1,218 miliar dalam sembilan bulan tahun 2023, atau amblas 35,9 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang mencapai USD1,903 miliar.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level USD0,03941 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan akhir kuartal III 2022 berada di level USD0,06122 per helai.
Pemicunya, pendapatan usaha turun 15,7 persen secara tahunan menjadi USD4,981 miliar pada akhir September 2023.
Padahal, ADRO melaporkan pertumbuhan 11 persen pada volume penjualan menjadi 49,12 juta ton.
Namun nilai ekspor batu bara kepada pihak ketiga menyusut 20,7 persen menjadi USD4,098 miliar. Hal itu dipicu dengan penurunan 25 persen pada harga jual rata-rata.
Tapi penjualan batu bara ke pasar dalam negeri pihak ketiga tumbuh 2,2 persen menjadi USD592,46 juta. Senada, pendapatan jasa pertambangan pihak ketiga naik 17,9 persen menjadi USD98,702 juta. Bahkan penjualan batu bara kepada pihak berelasi melonjak 229,5 persen menjadi USD145,84 juta.
Terlebih, beban pokok pendapatan bengkak 17,4 persen secara tahunan menjadi USD2,993 miliar pada akhir kuartal III 2023. Sebab utamanya, pembayaran royalti kepada pemerintah melonjak 32,6 persen menjadi USD1,169 miliar. Ditambah, biaya pertambangan melambung 20,8 persen menjadi USD984,17 juta. Lalu, biaya pengangkutan dan bongkar muat meningkat 32,7 persen menjadi USD291,21 juta. Bahkan, biaya pemrosesan batu bara melejit 71,4 persen menjadi USD240,98 juta.
Akibatnya, laba kotor longsor 40,9 persen secara tahunan sisa USD1,987 miliar pada akhir September 2023.
Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir mengatakan perseroan menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi.
“Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target FY23 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis. Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang,” tegas dia dalam keterangan resmi pada akhir bulan lalu.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 20 persen secara tahunan sisa USD2,984 miliar karena penurunan 94 persen pada utang pajak penghasilan badan.
Pada sisi lain, total ekuitas atau modal pemegang saham tercatat USD7,41 miliar atau naik 18 persen secara tahunan berkat kenaikan laba ditahan.
Hot
No comment on record. Start new comment.