Bursa Asia Ijo Royo-Royo Tersengat Penguatan Wall Street
IDXChannel - Bursa Asia kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan jelang akhir pekan sesi pertama, Jumat (3/11/2023). Kenaikan saham di bursa Asia seiring dengan Wall Street yang ditutup menguat.
Di pasar China, Indeks Shanghai Composite menguat 0,62 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,73 persen pada pukul 10.37 WIB.
Di Jepang, Nikkei 225 naik 1,17 persen, sementara indeks TOPIX naik 0,55 persen. Sedangkan, indeks KOSPI di Korea Selatan naik 1 persen. Indeks ASX 200 di bursa Australia naik 1,18 persen. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga masih menghijau dengan kenaikan 0,34 persen per pukul 10.28 WIB. (Lihat grafik di bawah ini.)
Di bursa Amerika Serikat (AS), tiga indeks saham utama Wall Street ditutup menguat hampir 2 persen pada perdagangan Kamis (2/11) waktu setempat. Pasar mengharapkan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) telah mencapai akhir dari kampanye kenaikan suku bunga menambah suasana bullish.
Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 564,5 poin, atau 1,7 persen, menjadi 33.839,08, S&P 500 (.SPX) bertambah 79,92 poin, atau naik 1,89 persen, pada 4.317,78 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 232,72 poin, atau naik 1,78 persen, pada 13.294,19.
Dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir, The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada Rabu seperti yang diharapkan di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi, sedangkan kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi tetap berada di atas target bank sentral.
The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil pada kisaran 5,25 persen-5,50 persen saat ini.
Meski demikian, Ketua The Fed, Jerome Powell membuka kemungkinan untuk melakukan pengetatan lebih lanjut.
Melansir dari Reuters, Kamis (2/11), Fed fund futures menguat seiring pasar mengurangi risiko kenaikan suku bunga pada Desember menjadi sekitar 22 persen dan kenaikan suku bunga pada bulan Januari menjadi 28 persen.
Selain itu, pasar memperkirakan adanya kemungkinan sebesar 70 persen bahwa pengetatan ala The Fed akan berakhir dan penurunan suku bunga bisa mencapai 85 basis poin tahun depan, dimulai pada Juni.
Bank sentral juga mengakui dampak lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini terhadap perekonomian.
Imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun juga sudah turun lebih dari 10bps menjadi 4,66 persen pada penutupan perdagangan Kamis (2/11), dan mencapai angka terendah dalam hampir dua minggu.
Sebelumnya, imbal hasil Treasury AS sempat mencapai all time high (ATH) sejak 2007 sebesar 5 persen pada akhir Oktober lalu, karena para investor tengah mencerna kebijakan moneter terbaru The Fed.
Selain itu, Departemen Keuangan juga mengumumkan akan menjual surat utang dan obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang senilai USD112 miliar, lebih rendah dari ekspektasi sebesar USD114 miliar.
Karena melonjaknya imbal hasil utang jangka panjang membuat pemerintah AS enggan menerbitkan obligasi dengan tenor 10 tahun dan obligasi dalam jumlah lebih besar. (ADF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.