The Fed Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Hijau Tebal, IHSG Naik 1,6 Persen
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan sebagian besar bursa saham Asia menghijau pada Kamis (2/11/2023) seiring investor merespons positif keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) yang kembali menahan suku bunga.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), per pukul 09.57 WIB, IHSG melonjak 1,67 persen ke posisi 6.753, rebound dari penurunan 1,63 persen pada Rabu (1/11).
IHSG kembali ke atas level psikologis 6.700 usai ditutup di 6.642,4 kemarin.
Sebanyak 370 saham menguat, 141 saham melemah, dan 177 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp3,19 triliun dan volume perdagangan 8,63 miliar saham.
Sementara, Nikkei 225 Index Tokyo melesat 1,12 persen, Hang Seng naik 1,02 persen, KOSPI 1,62 persen, dan Straits Times 0,22 persen. Sedikit berbeda, Shanghai Composite melemah tipis 0,03 persen.
Pada Kamis dini hari waktu Indonesia atau Rabu waktu AS, ketiga indeks utama Wall Street menguat. Dow Jones Index naik 0,67 persen, S&P 500 terapresiasi 1,05 persen dan Nasdaq melejit 1,64 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sebelumnya, The Fed pada Rabu kembali mempertahankan suku bunga untuk kali kedua dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir di tengah tanda-tanda pertumbuhan ekonomi, sedangkan kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi tetap berada di atas target bank sentral.
The Fed mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil pada kisaran 5,25%-5,50% saat ini. Meskipun Ketua The Fed Jerome Powell tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga lagi, pasar menilai dia tidak terlalu hawkish seperti yang seharusnya.
Melansir dari Reuters, Kamis (2/11), Fed fund futures menguat seiring pasar mengurangi risiko kenaikan suku bunga pada Desember menjadi sekitar 22% dan kenaikan suku bunga pada bulan Januari menjadi 28%.
Selain itu, pasar memperkirakan adanya kemungkinan sebesar 70% bahwa pengetatan ala The Fed akan berakhir dan penurunan suku bunga bisa mencapai 85 basis poin tahun depan, dimulai pada Juni.
Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun 2 basis poin menjadi 4,7089%, terendah dalam lebih dari dua minggu.
“Meskipun pertumbuhan sangat kuat pada kuartal ketiga 2024 sebesar 5%, kami menduga akan terjadi perlambatan substansial pada kuartal keempat 2024, yang, berdasarkan pernyataan Powell hari ini [Rabu waktu AS], kemungkinan tidak akan cukup untuk melakukan pengetatan tambahan,” Tiffany Wilding, ekonom di PIMCO, tulis dalam catatan kepada klien, dikutip Reuters, Kamis (2/11).
"Sebaliknya, FOMC dengan senang hati tetap menahan diri, dan mengamati serta melihat bagaimana perekonomian berkembang awal tahun depan,” imbuhnya.
Fokus besar berikutnya bagi pasar adalah data pekerjaan non-farm payrolls (NFP) pada Jumat waktu AS, yang diperkirakan para analis akan menunjukkan perekonomian Negeri Paman Sam menambah 180.000 pekerjaan di Oktober, melambat dari kenaikan 336.000 di bulan sebelumnya. (ADF)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.