Tren Berbalik, Aktivitas Pabrik China per Oktober 2023 Mulai Menurun

IDXChannel - Data kinerja di industri manufaktur China per Oktober 2023 mengalami tren pembalikan yang cukup mengejutkan.

Di luar dugaan, data Indeks Manajer Pembelian (purchasing managers index/PMI) di negara tersebut mengalami penurunan di bawah level 50 poin.

Baca Juga:

Manufaktur China Kembali Kontraksi

Hal ini menandakan adanya kontraksi, dan sekaligus menghentikan tren kenaikan yang telah berlangsung sejak Juni 2023 lalu.

Mengutip dari Nikei.Asia, Selasa (31/10/23), berdasarkan data Biro Statistik Nasional, PMI resmi tercatat 49,5 pada Oktober 2023, atau turun dari 50,2 dari bulan sebelumnya. 

Baca Juga:

4 Alasan Mobil China Bisa Murah: Ini Sebab Produsen Otomotif Bisa Hemat Biaya Produksi

Terakhir, tren pergerakan PMI menurun menjadi 48,8 pada Mei 2023 di tengah perlambatan ekonomi global dan lemahnya permintaan domestik.

Namun, angka tersebut telah naik di atas 50. Survei dari Reuters menyebutkan bahwa angka PMI bulan Oktober 2023 berada di bawah rata-rata 50,2 yang diproyeksikan oleh para ekonom.

Baca Juga:

Soal Perdagangan, Mendag Sebut China Tak akan Tolak Apapun Keinginan RI

Produksi, pesanan ekspor baru, dan harga pembelian bahan baku utama menjadi pemicu subindeks yang membebani PMI pada bulan Oktober 2023.

"Survei PMI secara tidak terduga melemah secara keseluruhan dengan ukuran komposit jatuh ke rekor terendah di luar karantina wilayah COVID," ujar Kepala Capital Economics Biro China, Julian Evans-Pritchard, dalam laporan tersebut. 

Menurut Evans, jika data keras yang dirilis akhir bulan ini sama lemahnya, lebih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan pemulihan tidak meluncur mundur.

Indeks non-manufaktur pada bulan Oktober melambat menjadi 50,6 dari 51,7 di bulan sebelumnya akibat berkurangnya aktivitas di sektor konstruksi dan jasa.

Angka bulan Oktober merupakan yang terendah sejak 41,6 yang tercatat di bulan Desember 2022. PMI mencapai puncaknya di angka 58,2 pada bulan Maret, sebelum akhirnya turun ke kisaran angka 51 dalam tiga bulan hingga September.

"Jika direfleksikan dalam data hard activity, PMIS hari ini menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi RRT telah surut di awal kuartal keempat," ujar Kepala Riset Regional Asia-Pasifik di ING Research, Robert Carnell, dalam rilis terpisah. 

Langkah-langkah stimulus terbaru termasuk penerbitan obligasi tambahan untuk mendukung daerah pedesaan telah meningkatkan harapan untuk meredam perlambatan ekonomi.

Namun, Carnell mengatakan bahwa dampak pada pertumbuhan baru akan terlihat pada tahun 2024, mengingat tahun fiskal yang tersisa hanya sekitar dua bulan.

Ekonomi China mengalahkan ekspektasi untuk tumbuh sebesar 4,9 persen pada kuartal ketiga yang didukung oleh investasi infrastruktur dan manufaktur.

Namun beberapa ekonom memperingatkan agar tidak memperlakukan pertumbuhan ini sebagai tanda pemulihan ekonomi yang memicu penjualan ritel masih lemah dan kepercayaan di pasar properti China masih lemah sementara perdagangan eksternal masih mengalami kontraksi. (TSA)

Penulis: Mutiara Cahyani