Note

Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan hingga Rp26,22 Triliun

· Views 45
Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan hingga Rp26,22 Triliun
Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan hingga Rp26,22 Triliun (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sukses mencatatkan kinerja bisnis yang cukup solid di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.

Dari segi perolehan pendapatan bersih, misalnya, hingga triwulan III-2023 TPIA membukukan nilai sebesar USD1,662 miliar.

Baca Juga:
Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan hingga Rp26,22 Triliun Chandra Asri (TPIA)-Inalum Kolab Kembangkan Hilirisasi Alumunium hingga Ekosistem EV

Dengan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp15.800 per dolar AS, maka nilai pendapatan tersebut setara dengan Rp26,22 triliun.

Sedangkan posisi EBITDA perusahaan tercatat mencapai USD108,9 juta untuk periode yang sama, atau melonjak hingga 881 persen lebih tinggi dari posisi USD11,1 juta per triwulan III-2022 lalu.

Baca Juga:
Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan hingga Rp26,22 Triliun Obligasi Jatuh Tempo Bulan Depan, Chandra Asri (TPIA) Siapkan Rp600 Miliar

"Meski menghadapi siklus penurunan di triwulan III-2023, kami bisa pertahankan neraca yang kuat pada 30 September 2023," ujar Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat TPIA, Suryandi, dalam keterangan resminya, Minggu (29/10/2023).

Selain itu, menurut Suryandi, pihaknya juga berhasil mempertahankan posisi likuiditas sebesar USD2,34 miliar per triwulan III-2023.

Baca Juga:
Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan hingga Rp26,22 Triliun Saham BREN ARA saat Listing, BRPT dan TPIA Prajogo Malah Turun

Likuiditas tersebut, dikatakan Suryandi, terdiri dari kas dan setara kas sebesar USD823 juta, surat berharga sebesar USD1.099,2 juta, dan fasilitas kredit revolving berkomitmen yang tersedia sebesar USD415 juta.

Sedangkan total aset Perseroan mencapai USD4.999,2 juta per triwulan III-2023, naik tipis 1,4 persen dari posisi USD4.929,9 juta di triwulan IV-2022.

Suryandi menegaskan, meski terdapat ketidakpastian geopolitik dan harga energi, pihaknya tetap memprediksi positif untuk prospek jangka panjang dan secara tekun menjalankan rencana ekspansinya dengan fokus dan disiplin sembari memperkuat rantai nilai industri di Indonesia. 

Selama Triwulan III-2023, TPIA bekerja sama dengan BRI untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bagi pelanggan domestik perusahaan. 

Fasilitas pembiayaan ini diberikan untuk mendongkrak volume transaksi grosir sekaligus mendukung fokus Indonesia dalam meningkatkan industri hilir melalui optimalisasi pengolahan bahan baku dalam negeri yang berkelanjutan.

Baru-baru ini, TPIA telah menandatangani Letter of Intent (LoI) bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) dalam rangka mendukung pengembangan hilirisasi aluminium sekaligus mewujudkan percepatan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dalam negeri.  

Kerja sama ini meliputi potensi penyediaan pasokan kaustik soda basah yang menjadi bahan baku utama produksi aluminium serta komponen battery pack untuk EV oleh anak usaha TPIA, PT Chandra Asri Alkali (CAA), kepada INALUM dengan volume hingga 120.000 MT per tahun.

Selain itu, INALUM juga tengah menelaah potensi penyertaan ekuitas di CAA hingga 10%. Chandra Asri dan INALUM berupaya memfasilitasi pertumbuhan industri midstream dan hilir aluminium, khususnya untuk kendaraan listrik di dalam negeri

"Inisiatif ini juga sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menjadi mitra pertumbuhan yang secara efektif menjawab tantangan permintaan domestik dan mempertahankan industri hilir di Indonesia," tutur Suryandi.

Lebih lanjut, Suryandi menyatakan bahwa Chandra Asri berkomitmen menciptakan ekosistem yang lebih asri melalui inisiatif end-to-end plastic waste management.

Inisiatif yang berhasil meraih rekognisi tingkat ASEAN ini telah dijalankan secara berkelanjutan oleh Perseroan dan menjadi bukti komitmen kuat Chandra Asri dalam memberikan solusi terhadap permasalahan sampah plastik di Indonesia. 

TPIA juga berhasil mempertahankan statusnya sebagai perusahaan Risiko Rendah menurut Sustainalytics dengan peningkatan tingkat risiko ESG dari 17,7 menjadi 16,6. 

"Saham kami pun masih tercatat dalam jajaran IDX ESG Leaders yang diumumkan Bursa Efek Indonesia (BEI)," pungkas Suryandi. (TSA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.