Note

Laba Anjlok 18,6 Persen per Kuartal III-2023, Saham SIDO Masuk Angin

· Views 55
Laba Anjlok 18,6 Persen per Kuartal III-2023, Saham SIDO Masuk Angin
Laba Anjlok 18,6 Persen per Kuartal III-2023, Saham SIDO Masuk Angin. (Foto: Sidomuncul)

IDXChannel – Saham emiten farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) turun tajam pada perdagangan Senin (30/10/2023), merespons publikasi kinerja keuangan per kuartal III-2023 yang jeblok.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.35 WIB, saham SIDO ambles 7,83 persen ke Rp530 per saham. Ini menjadi level terendah SIDO sejak Maret 2020 atau lebih dari 3 tahun lalu.

Baca Juga:
Laba Anjlok 18,6 Persen per Kuartal III-2023, Saham SIDO Masuk Angin Jelang Rilis Lapkeu Hari Ini, Saham GOTO Naik tapi Belum Balik ke Atas Rp60

Nilai transaksi mencapai Rp36,42 miliar dan volume perdagangan 66,43 juta saham.

Praktis, saham SIDO sudah turun 6,14 persen dalam sepekan dan minus 8,55 persen dalam sebulan.

Baca Juga:
Laba Anjlok 18,6 Persen per Kuartal III-2023, Saham SIDO Masuk Angin Melesat Lagi, tapi Hati-Hati buat Spekulator di Saham Gajah Tunggal (GJTL)

Saham emiten produsen minuman jamu herbal untuk masuk angin dengan jenama Tolak Angin ini juga sudah turun tajam 29,80 persen selama 2023.

Sebelumnya, SIDO mencatatkan penurunan kinerja keuangan hingga kuartal III-2023. Penjualan dan laba bersih perseroan mengalami kontraksi dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga:
Laba Anjlok 18,6 Persen per Kuartal III-2023, Saham SIDO Masuk Angin IHSG Hari Ini Berpotensi Melemah, Amati Saham ELSA-MYOR

Penjualan bersih SIDO sepanjang sembilan bulan sebesar Rp2,36 triliun. Angka turun 9,7 persen dibanding kuartal III-2023 sebesar Rp2,61 triliun.

Kontraksi tersebut akibat susutnya semua segmen bisnis mengalami penurunan penjualan dibanding tahun lalu. Segmen herbal turun 12,1 persen, makanan dan minuman minus 2,6 persen, serta farmasi anjlok hingga 25,26 persen.

Manajemen perseroan menjelaskan, hal itu terjadi karena melemahnya daya beli pelanggan akibat melonjaknya harga beras yang dignifikan lebih dari 20 persen, sehingga menyebabkan meningkatnya inflasi pangan pada periode tersebut.

"Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya," tulis manajemen SIDO dalam keterangan resminya, Senin (30/10/2023).

"Saat ini, pelanggan mengarahkan prioritasnya ke kategori makanan dan transportasi sebagai daftar belanja utama mereka," imbuhnya.

Meskipun penjualan mengalami pelemahan, perusahaan mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil. Pangsa pasar Tolak Angin tercatat meningkat 1,4 persen menjadi 73 persen untuk periode yang berakhir September, dibandingkan tahun lalu sebesar 71 persen.

"Tantangan penjualan saat ini dipandang sebagai tantangan jangka pendek, yang diperkirakan akan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli, dan pelanggan akan kembali mengonsumsi suplemen herbal secara rutin kembali," ungkap manajemen SIDO.

Sementara itu, biaya operasional sedikit lebih tinggi sebesar 2,4 persen, didorong oleh biaya iklan & promosi yang lebih tinggi untuk mempertahankan pangsa pasar dan menciptakan permintaan di tingkat pelanggan akhir untuk mendukung penjualan.

Dengan demikian, laba operasional inti dibukukan turun 16 persen, tidak termasuk kerugian nilai tukar yang belum direalisasi dari bisnis ekspor ke Nigeria.

Laba bersih setelah pajak juga tercatat turun sebesar 18,6 persen menjadi Rp586 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini dari pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp720,45 miliar.

Di tengah tantangan yang ada, SIDO tetap berkomitmen untuk memperluas portofolio produknya, seperti Alang Sari Cool (produk RTD), Sido Muncul Vitamin C+D (produk VCD | RTD), dan Esemag (Herbal).

Bisnis RTD saat ini berkontribusi sebesar 4 persen terhadap segmen F&B, didorong oleh sambutan positif terhadap peluncuran Alang Sari Cool dan VCD pada November/Desember tahun lalu.

Selain itu, Esemag terus memperoleh pangsa pasar untuk kategori herbal digestion, dari 5 persen tahun lalu menjadi 6 persen pada September, dan menempati posisi 5 dalam kategori tersebut. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.