Rupiah Terus Melemah, Ini Dampaknya ke Kelompok Masyarakat Bawah
IDXChannel – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah mendekati level Rp16.000 pada Jumat (27/10/2023) akibat kuatnya data ekonomi AS.
Didin S Damanhuri Ahli ekonomi senior menilai nilai tukar rupiah yang mendekati Rp16.000, merupakan hal yang terjadi bersamaan dengan pelemahan mata uang di negara-negara lain.
Termasuk di negara Asia, di Asia Jepang adalah yang paling terkena dampak. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa pelemahan nilai tukar ini terjadi seiring dengan tingginya tingkat inflasi di Indonesia, yang mencapai 5,6%.
Kombinasi dari pelemahan nilai tukar dan inflasi yang tinggi ini terutama berdampak pada masyarakat bawah, terutama mereka yang berada di kelompok miskin ekstrem.
"Di Asia juga kelemahan terhadap mata uang masing-masing itu terjadi dan bahkan Indonesia bukan yang tertinggi kelemahannya, di Asia ini adalah Jepang yang tertinggi yang pertama, tapi masalahnya adalah bahwa nilai tukar yang melemah ini juga bersamaan dengan inflasi yang tinggi di kita yang terakhir ini adalah tertinggi beberapa tahun terakhir yaitu 5,6%," ungkap didin dalam rilis Minggu (29/10/2023.
Didin menekankan bahwa pelemahan nilai tukar dan inflasi tinggi telah membawa dampak terberat pada kelompok masyarakat bawah. Mereka mengalami penurunan daya beli karena harga-harga barang kebutuhan pokok, termasuk beras, cabai, dan bahkan Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.
Inflasi yang terus meningkat akan semakin membebani masyarakat bawah, terutama karena program Bantuan Sosial (Bansos) yang telah berkurang, dan bantuan modal untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang semakin terbatas.
"Ini akan berdampak terhadap perekonomian nasional. Saya juga telah mengemukakan di berbagai forum bahwa ini akan berdampak terhadap perekonomian, jadi ekosistem politik yang buruk ini yang tidak demokratis, yang diskriminatif ini, nanti akan berdampak kepada bersamaan dengan peningkatan kembali bunga acuan, maka gejolak kurs rupiah akan berlangsung tambah buruk dan inflasi akan tambah naik," ujar Didin
Didin menggambarkan bahwa situasi saat ini adalah hasil dari kombinasi faktor moneter dan non-moneter. Pelemahan nilai tukar dan inflasi tinggi adalah faktor-faktor moneter yang merugikan masyarakat bawah.
(SAN)
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.