Note

Bursa Asia Kebakaran, IHSG Ikut Turun Tajam

· Views 50
Bursa Asia Kebakaran, IHSG Ikut Turun Tajam
Bursa Asia Kebakaran, IHSG Ikut Turun Tajam. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 1 persen di awal perdagangan Kamis (26/10/2023) seiring tekanan jual asing yang tinggi dan membuntuti pergerakan bursa Asia-Pasifik.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.21 WIB, IHSG ambles 1,50 persen ke 6.732,12. Sebanyak 342 saham turun, hanya 147 saham naik, dan 194 saham stagnan.

Baca Juga:
Bursa Asia Kebakaran, IHSG Ikut Turun Tajam Waspada Koreksi IHSG Hari Ini, Cek Saham Pilihan MNC Sekuritas

Dalam sepekan, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp1,31 triliun di pasar reguler dan dalam sebulan dana Rp4,05 triliun keluar dari pasar RI.

Saham big cap terkena tekanan jual yang besar. Sebut saja, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merosot 3,38 persen, saham e-commerce dan ride-hailing PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 3,33 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Kebakaran, IHSG Ikut Turun Tajam Harga Saham Anjlok, Mayapada Hospital (SRAJ) Masuk Radar UMA BEI

Kemudian, saham BBNI melorot 2,41 persen, TLKM minus 2,22 persen, dan UNVR melemah 1,96 persen.

Bursa Asia juga ‘kebakaran’. Nikkei 225 Index Tokyo jatuh 2,13 persen, Hang Seng Hong Kong minus 0,91 persen, Shanghai Composite turun 0,31 persen, Straits Times Singapura tergelincir 0,57 persen, KOSPI ambles 2,23 persen, hingga ASX 200 Australia turun tajam 0,83 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Kebakaran, IHSG Ikut Turun Tajam Reagy Sukmana Pamit dari Kursi Komisaris, Saham Prima Cakrawala (PCAR) Terbang 16 Persen

Penurunan saham regional terjadi seiring amblesnya bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street semalam seiring buruknya laporan keuangan kuartal III-2023 sejumlah perusahaan raksasa.

Indeks Dow Jones berkurang 0,32 persen, S&P 500 melemah 1,43 persen, dan Nasdaq anjlok 2,43 persen.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS alias US Treasury menahan pergerakan bursa Asia, yang dipicu oleh buruknya permintaan untuk penjualan surat utang bertenor lima tahun. Kembalinya menguatnya harga minyak di sesi kemarin membantu sempat mengembalikan imbal hasil Treasury bertenor 10-tahun ke 5%.

“Kita berada dalam lingkungan yang sangat genting di mana hanya ada sedikit alasan untuk mengambil risiko” dengan ketidakpastian seputar konflik Timur Tengah dan masih kuatnya data AS, kata Kyle Rodda, analis senior di Capital.com di Melbourne, dikutip BloombergNews, Kamis (26/10).

“Pada akhirnya, kita mulai merasakan dampak buruk dari kurva Treasury AS yang berada di angka 5% sejauh mata memandang. Ini adalah lingkungan yang sangat tidak menguntungkan,” imbuhnya. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.