Pasangan Capres-Cawapres Sudah Lengkap, Begini Respons Investor Pasar Modal

Nama-nama pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah resmi diumumkan kepada publik. Paslon yang akan mengikuti pemilihan presiden (Pilpres) 2024, di antaranya Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dengan Mahfud MD, dan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka.

Dengan lengkapnya pasangan calon (paslon) ini, Ekonom dan Financial Market Specilist Lucky Bayu Purnomo menilai pasar modal mempunyai sentimen yang positif. Dengan begitu, pelaku pasar bisa menilai potensi dari masing-masing paslon.

"Paket masing-masing capres dan cawapres sudah diumumkan dan dengan demikian juga pasar bisa menilai potensi di antara ketiga capres tersebut. Jadi sentimennya positif untuk pasar," katanya saat dihubungi detikcom, Senin (23/10/2023).

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama seminggu terakhir mengalami pelemahan di angka 6.849. Lucky bilang, pelemahan tersebut dikarenakan pasar mengalami keraguan bersamaan pendaftaran Anies-Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mafhud MD.

Menurutnya, dengan diumumkannya Prabowo menggandeng Gibran, sentimen pasar menjadi positif dan akan lebih solid saat ketiga paslon tersebut sudah mendaftar.

"Yang jadi persoalan kan Prabowo dan Gibran belum mendaftar walaupun sudah mengumumkan nah di mana aturan konstitusi itu capres dan cawapres itu harus mendaftar baru dikatakan itu sah. Jadi, saya melihat ini sentimen positif karena paling tidak pengumuman pasangannya itu sudah dapat diketahui oleh pasar," jelasnya.

Namun, pagi ini IHSG dibuka melemah. IHSG terpantau bergerak di rentang 6.740-6853 pada pukul 10.00 WIB.

Lucky menilai pergerakan naik turun IHSG hari ini tak terlepas dari dari pengumuman Gibran sebagai capres Prabowo.

"Sekali lagi pasar akan lebih optimal apabila Prabowo dan Gibran mendaftar. Karena kan baru pengumuman, tapi itu sudah menjadi sentimen positif padahal sebelumnya pasar mengalami koreksi," imbuhnya.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Budi Laksana menilai setiap capres mempunyai kapasitas dan potensi masing-masing. Namun, dia menyayangkan terpilihnya Gibran sebagai cawapres. Menurutnya, Gibran masih terbilang muda.

"Seharusnya Gibran itu jangan dulu untuk jadi cawapres karena potensi dia memang ada, tapi bukan untuk tahun 2024 melainkan tahun yang akan datang," kata Budi kepada detikcom.

Dia menambahka selama ini kebijakan di industri perikanan tidak berdampak signifikan kepada kesejahteraan nelayan yang sebagian besar nelayan kecil.

Dia pun membeberkan hal-hal yang perlu diselesaikan kepada presiden terpilih selanjutnya. Di antaranya, dalam menentukan strategi harus melibatkan para pelaku industri perikanan. Dengan begitu, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.

Selain itu, perlunya pembangunan infrastruktur yang merata, khususnya untuk pulau terluar. Dia bilang, meningkatkan industri perikanan tanpa pemerataan infrastruktur akan sulit dilakukan.

"Kadang ketika kita bicara industri perikanan lalu infrastrukturnya tidak disiapkan malah itu akan menjadi jargon-jargon saja itu. Semua infrastruktur harus dibenahi terutama untuk daerah-daerah untuk di pulau terluar karena kalau kita di industri perikanan tanpa itu juga mustahil dilakukan," imbuhnya.

Untuk itu, siapapun presiden yang terpilih lebih baik meningkatkan infrastruktur terlebih dahulu untuk daerah-daerah terpencil.