Asing Obral Tiga Saham Bank Besar Sepekan, Sinyal Apa?

IDXChannel – Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) di bursa saham Tanah Air selama pekan ini. Saham bank raksasa pun menjadi ‘bulan-bulanan’ aksi lego asing.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net sell Rp2,49 triliun selama sepekan di pasar reguler. Pada Jumat (20/10), asing juga membukukan net sell, yakni Rp250,08 miliar.

Baca Juga:

Daftar 15 Saham Menuju Rp1 Perak, Ada yang Masuk Porto?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri merosot 1,12 persen ke 6.849,17 dalam sepekan.

Kinerja jeblok tersebut terjadi di tengah sentimen eksternal, terutama imbal hasil (yield) US Treasury bertenor 10-tahun yang sempat menembus 5 persen untuk kali pertama sejak Juli 2007 seiring kekhawatiran kebijakan hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) untuk memerangi inflasi akan terus berlanjut.

Baca Juga:

Beli Saham Ini saat IPO, Modal Rp100 Juta Jadi Rp517 Juta

Di dalam negeri, keputusan Bank Indonesia (BI), yang di luar ekspektasi pasar, untuk mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6 persen pada Kamis (19/10) turut menekan pasar saham RI.

"Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak ketidakpastian global," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers Kamis (19/10).

Baca Juga:

Wajib Disimak, Deretan 10 Saham Paling Untung dan Rugi Pekan Ini

Keputusan ini juga sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation.

"Sehingga, inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3±1% pada tahun 2023 dan 2,5±1% di 2024," ujar Perry.

Bank Kakap Dilego Asing

Saham milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak dilepas asing selama sepekan, yakni mencapai Rp1,1 triliun di pasar reguler. Harga saham BBCA juga terkoreksi 1,10 persen dalam periode yang sama.

Kemudian, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan angka net sell asing Rp692,7 miliar. Saham BBRI ambles 4,27 persen.

Selanjutnya, saham bank pelat merah lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mengalami net sell Rp560,6 miliar sepekan. Saham BMRI turun tajam hingga 5,35 persen dalam periode tersebut.

Namun, di tengah aksi lepas saham asing tersebut, rebound ketiganya, termasuk juga bank BUMN besar lainnya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), pada Jumat (20/10) bisa menjadi sinyal yang baik setidaknya dalam jangka pendek.

Saham BBCA naik tinggi 2,57 persen secara harian pada Jumat (20/10), disertai masuknya kembali dana (net buy) asing, meskipun belum deras, senilai Rp79,25 miliar.

Saham BBRI juga menguat 1,00 persen dengan net buy Rp75,33 miliar.

Lebih lanjut, saham BMRI juga terapresiasi pada Jumat, sebesar 0,44 persen, walaupun asing masih mencatatkan net sell Rp107,80 miliar.

Kemudian, saham BBNI naik 0,61 persen dengan net sell asing Rp24,79 miliar pada Jumat. Saham BBNI cenderung berbeda soal aliran dana asing dengan ketiga saham di muka. Ini terlihat dari angka net buy di BBNI yang sebesar Rp1,98 miliar dalam sepekan.

Dengan permodalan yang solid, dana murah (CASA) yang tinggi, hingga margin yang lebar, keempat saham bank di atas bisa mendapatkan katalis positif dari keputusan BI lantaran suku bunga yang lebih tinggi berpotensi mengangkat pendapatan bunga perbankan. (ADF)