Note

Sinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar Naik

· Views 45
Sinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar Naik
Sinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar Naik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell baru saja menyampaikan pidato pada Kamis (19/10/2023) untuk menentukan arah kebijakan moneter bank sentral paling berpengaruh tersebut.

Dalam pidato terbarunya di Economic Club of New York Luncheon, New York, Powell menyatakan FOMC telah memperketat kebijakan secara substansial selama 18 bulan terakhir.

Baca Juga:
Sinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar Naik BI Prediksi The Fed Masih Naikkan Suku Bunga Acuan

Bank sentral bahkan telah meningkatkan suku bunga dana federal sebesar 525 basis poin dengan kecepatan yang sangat cepat dan menurunkan kepemilikan surat berharga sekitar USD1 triliun.

Kebijakan yang diambil bersifat restriktif ini berarti kebijakan yang lebih ketat akan memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi dan inflasi.

Baca Juga:
Sinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar Naik Poin Kunci Pidato Powell di Jackson Hole, Suku Bunga Masih akan Naik?

“Mengingat cepatnya pengetatan ini, mungkin masih ada pengetatan yang berarti yang akan dilakukan. Saya dan rekan-rekan berkomitmen untuk mencapai kebijakan yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan hingga 2 persen, dan untuk menjaga kebijakan tetap ketat hingga kami yakin bahwa inflasi berada pada jalur menuju tujuan tersebut,” ujar Powell dalam pidatonya dikutip dari website resmi The Fed, Jumat (20/10).

Powell juga mengatakan bahwa pihaknya tengah memperhatikan data terkini yang menunjukkan ketahanan pertumbuhan ekonomi dan permintaan tenaga kerja.

Baca Juga:
Sinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar Naik Powell: The Fed Mungkin Perlu Naikkan Suku Bunga

“Bukti tambahan mengenai pertumbuhan yang terus-menerus berada di atas tren, atau bahwa pengetatan pasar tenaga kerja tidak lagi berkurang, dapat menempatkan kemajuan inflasi dalam risiko dan memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,” imbuh Powell.

Powell juga menyebutkan, perubahan kebijakan moneter yang aktual juga diperkirakan akan mempengaruhi kondisi keuangan secara lebih luas, yang pada gilirannya akan mempengaruhi aktivitas perekonomian, lapangan kerja dan inflasi.

“Kondisi keuangan telah mengalami pengetatan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan imbal hasil obligasi jangka panjang telah menjadi faktor pendorong penting dalam pengetatan ini. Kami tetap memperhatikan perkembangan ini karena perubahan kondisi keuangan yang terus-menerus dapat berdampak pada jalur kebijakan moneter”.

Mengingat ketidakpastian dan risiko, The Fed juga akan terus berpegang pada data yang masuk, prospek yang terus berkembang, dan keseimbangan risiko.

“Saya dan kolega saya tetap teguh pada komitmen kami untuk mengembalikan inflasi ke 2 persen seiring berjalannya waktu. Berbagai ketidakpastian, baik yang lama maupun yang baru, mempersulit tugas kita dalam menyeimbangkan risiko pengetatan kebijakan moneter,” kata Powell.

Powell menekankan, melakukan terlalu sedikit tindakan akan menyebabkan inflasi yang lebih resisten sehingga berdampak besar terhadap lapangan kerja. Sebaliknya, melakukan terlalu banyak hal juga dapat menimbulkan kerugian yang tidak perlu terhadap perekonomian.

Dampak ke Pasar

Pasca nada hawkish Powell dalam pidatonya, pasar regional dihantui oleh aksi jual tajam obligasi global sepanjang minggu ini, yang mencapai puncaknya pada Kamis (19/10).

Sejumlah pejabat The Fed lainnya juga mencerminkan sikap Powell, terutama karena data terbaru menunjukkan inflasi AS yang kaku.

Indeks-indeks Wall Street ditutup lebih rendah semalam menyusul lonjakan imbal hasil Treasury, dan menunjukkan lemahnya pergerakan ke pasar regional.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,69 persen dan indeks S&P 500 turun 0,86 persen. Sementara indeks padat teknologi Nasdaq Composite turun 0,97 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar NaikSinyal Hawkish Pidato Powell Bikin Pasar Saham Goyah, Emas dan Dolar Naik

Sinyal suku bunga yang lebih tinggi juga menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia. Mengingat, hal ini mengurangi daya tarik pasar terhadap risiko yang tinggi, dan juga membatasi aliran modal asing ke wilayah ini.

Bursa Asia sebagain besar memerah pada perdagangan Jumat (20/10) setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS naik ke level tertinggi sejak 2007 di kisaran 4,9 persen.

Lonjakan imbal hasil obligasi ini sangat membebani saham-saham teknologi Asia pada minggu ini di tengah prospek kenaikan suku bunga yang mengurangi daya tarik pasar saham.

Indeks KOSPI di Korea Selatan termasuk yang paling terpukul dengan penurunan 1,17 persen karena saham chip kelas berat SK Hynix Inc (KS:000660) dan Samsung Electronics (KS:005930) masing-masing turun lebih dari 1 persen.

Pelemahan pada saham-saham teknologi kelas berat menyeret indeks Hang Seng Hong Kong juga turun 0,44 persen pada perdagangan sesi I. Indeks tersebut juga tertinggal dibandingkan rekan-rekannya di Asia sepanjang minggu ini dengan penurunan mingguan sebesar 3,3 persen.

Kerugian pada saham-saham teknologi juga membebani indeks ASX 200 Australia yang turun 1,13 persen. indeks ASX 200 Australia juga mengalami kerugian pada saham-saham pertambangan, seiring melemahnya harga logam dan laporan produksi, dan menempatkannya pada jalur kerugian sebesar 2,2 persen.

Kontrak berjangka indeks Nifty 50 India menunjukkan pembukaan yang lemah, karena melemahnya saham-saham teknologi menyeret indeks turun 0,35 persen per pukul 12.24 WIB.

Sementara, emas dan dolar AS masih menikmati kenaikan pada perdagangan hari ini. Ini menjadi semacam anomali mengingat pada umumnya, emas dan dolar cenderung berkorelasi negatif. Ketika dolar AS naik, emas cenderung melemah. Namun, hal ini tidak terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Namun, sejumlah sentimen makro lainnya seperti perang Israel-Hamas di Timur Tengah, serta naiknya obligasi pemerintah AS di level tertinggi sejak 2007 menambah kekuatan pada kenaikan harga emas.

Emas naik di sekitar USD1.980 per troy ons pada perdagangan Jumat (20/10) dan berada pada level tertinggi dalam tiga bulan.

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah ini yang mendorong lonjakan permintaan logam mulia sebagai aset safe-haven. Emas juga diperkirakan akan naik lebih dari 2 persen minggu ini dan merupakan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Lebih lanjut, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi juga telah mendorong kenaikan dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) di level 106.3 atau naik 0,05 persen. Indeks dolar juga telah naik 7 persen sejak pertengahan Juli lalu. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.