Rasio Pembiayaan Macet Bengkak, Laba BPTS Turun 24 Persen Pada Kuartal III 2023

Pasardana.id - PT Bank BPTN Syariah Tbk (IDX: BTPS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,003 triliun dalam Sembilan bulan tahun 2023, atau turun 24,4 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang terbilang Rp1,327 triliun.

Akibatnya, laba bersih per saham dasar melorot ke level Rp130 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan di akhir kuartal III 2022 berada di level Rp172 per helai.

Padahal, hak bagi hasil milik bank tumbuh 6,4 persen secara tahunan menjadi Rp3,946 triliun pada akhir September 2023.

Sayangnya, beban operasional lainnya membengkak 32,3 persen secara tahunan menjadi Rp2,716 triliun pada akhir kuartal III 2023.

Salah satu pemicunya, pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai menggembung 88,8 persen menjadi Rp1,197 triliun.

Dampaknya, laba sebelum pajak melorot 24,6 persen secara tahunan menjadi Rp1,282 triliun pada akhir kuartal III 2023.   

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal III 2023 tanpa audit emiten bank syariah itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/10/2023).

Sementara itu, penyaluran pembiayan melalui piutang murabahah tumbuh 2,5 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp11,109 triliun pada akhir September 2023.

Pada sisi lain, simpanan nasabah tumbuh 1,8 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp2,245 triliun pada akhir September 2023.

Patut dicermati, rasio pembiayaan bermasalah atau NPF gross membengkak jadi 3,02 persen pada akhir kuartal III 2023, sedangkan di akhir September 2022 hanya 2,36 persen.

NPF net membengkak jadi 0,7 persen dari 0,13 persen pada akhir kuartal III 2022.

Rasio lain, KPMM 48,17persen, ROA 7,78 persen, ROE 16,96 persen, Net Margin 25,99 persen, BOPO 70,7 persen, dana FDR 93,58 persen.