Resmi Digelar, Begini Deretan Fakta Menarik Seputar ACMF 2023

IDXChannel - ASEAN Capital Market Forum (ACMF) 2023 resmi digelar di Padma Resort Legian Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, mulai hari ini, Senin (16/10/2023).

Forum level tertinggi pasar modal di kawasan Asia Tenggara ini diikuti oleh 10 regulator negara anggota ACMF.

Baca Juga:

Inarno Djajadi Pimpin Forum ACMF, Bahas Isu soal Pasar Modal ASEAN

Sembari mengikuti perkembangan informasi penyelenggaraannya dalam tiga hari ke depan, berikut kami sajikan sejumlah fakta menarik dari keberadaan ACMF di tengah dinamika industri pasar modal Asia Tenggara.

ACMF pertama kali dibentuk pada 2004, di bawah naungan Forum Menteri Keuangan ASEAN. Dengan demikian, hingga saat ini, ACMF telah berdiri selama 19 tahun.

Baca Juga:

ACMF ke-39 Resmi Digelar, 10 Regulator Siap Perdalam Pasar Modal Berkelanjutan

Keanggotaan ACMF hingga saat ini terdiri dari Regulator Pasar Modal 10 Negara ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Pada 2023 ini, Forum ACMF diketuai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator Pasar Modal Indonesia, menggantikan Securities and Exchange Regulator of Cambodia (SERC), yang menjadi Ketua ACMF pada tahun sebelumnya.

Baca Juga:

Perkembangan Pasar Modal hingga Bursa Karbon Jadi Agenda ACMF 2023

ACMF bekerja dalam melaksanakan inisiatif-inisiatif yang tertuang dalam ACMF Action Plan 2021-2025 dan Roadmap for ASEAN Sustainable Capital Markets untuk mencapai visi ACMF 2025, yaitu Inter-connected, Inclusive, and Resilient ASEAN Capital Market.

Rangkaian puncak pertemuan ACMF 2023 akan berlangsung selama tiga hari, yaitu dari tanggal 16 sampai 18 Oktober 2023 yang dilaksanakan di Bali.

The 39th Chairs Meeting akan diselenggarakan pada tanggal 16 Oktober, dilanjutkan pada 17 Oktober dengan ACMF International Conference 2023, dan ditutup pada 18 Oktober dengan ACMF-ISSB Technical Training untuk regulator dan korporasi di ASEAN. 

Negara-negara di ASEAN telah membuat komitmen untuk mendorong pengurangan emisi karbon dan perkembangan yang signifikan untuk pembangunan berkelanjutan sebagai respon terhadap krisis iklim, antara lain melalui kebijakan dan standar penerapan keuangan berkelanjutan. (TSA)

Penulis: Reysha Hidayat