Bursa Karbon Diluncurkan Hari Ini, Saham EBT Malah Kompak Merah

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon). Acara peluncuran ini digelar di Aula Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (26/9/2023).

“Saya resmi luncurkan Bursa Karbon Indonesia hari ini,” kata Jokowi dalam pidatonya.

Baca Juga:

Lazada Dikabarkan PHK Karyawan, Intip Kinerja Keuangan dan Saham Sang Induk

Jokowi juga mengucapkan selamat kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BEI, dan kementerian terkait atas peluncuran bursa karbon pertama di Indonesia. IDXCarbon diharapkan dapat mendongkrak perdagangan karbon di Indonesia.

“Ini merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam melawan perubahan iklim. Ini akan membantu melindungi lingkungan, terutama melalui pengurangan emisi karbon,” tambahnya.

Baca Juga:

Jokowi Optimistis Indonesia Bisa Jadi Poros Karbon Dunia

Berbarengan dengan peluncuran bursa karbon, saham emiten yang bergerak di bidang energi baru terbarukan (EBT) dibuka memerah pada perdagangan Selasa (26/9/2023).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), per pukul 10.06 WIB, saham emiten yang mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) anjlok 5,19 persen ke level Rp1.005 per saham. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:

Ketahui Dampak dan Contoh Bursa Karbon yang Resmi Diluncurkan di Indonesia 

KEEN sempat menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di Rp1.060 per saham.

Secara year to date (YTD), saham KEEN sudah naik 54,62 persen persen sejak awal tahun.

Saham emiten PLTA lainnya, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), juga anjlok 6,55 persen di level Rp785 per saham.

Seperti KEEN, saham ARKO, yang melantai sejak 8 Juli 2022, sempat menembus ATH di level Rp855 per saham.

Saham ARKO naik 9,03 persen dalam sebulan belakangan. Sejak awal tahun, saham emiten yang sebagian dimilik Grup Astra (anak UNTR, PT Energia Prima Nusantara) ini sudah melompat 26,40 persen.

Kemudian, saham emiten energi panas bumi atau geothermal milik pemerintah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga harus ikut anjlok 4,36 persen.

Saham PGEO memang tampil luar biasa sejak debut di bursa pada 24 Februari 2023. Saham ini terbang 77,14 persen selama enam bulan terakhir.

Saham emiten manufaktur panel listrik PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) juga ikut tersengat sentimen penurunan sejumlah saham EBT. Saham SEMA turun 2,17 persen pada pukul 10.17. Dalam sepekan, saham emiten yang sejak 2020 menjadi penyedia listrik dan teknologi energi terbarukan ini naik 5,95 persen. Sementara secara YTD, saham SEMA terkontraksi 40,4 persen.

Saham holding energi milik taipan Prajogo Pangestu PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga terpantau memerah, turun 3,73 persen dengan kenaikan YTD hingga 88,08 persen.

Saat ini pasar tengah menanti penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) anak usaha BRPT di bidang panas bumi PT Barito Renewable Energy Tbk.

Barito Renewable Energy yang akan menggunakan kode emiten BREN ini akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 6 Oktober 2023. Dalam IPO ini, perseroan menawarkan sebanyak 4,50 miliar saham atau 3,35 persen dari total modal ditempatkan dan disetor.

Barito Renewable Energy Tbk telah menetapkan harga penawaran awal atau bookbuilding sebesar Rp670-Rp780 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp3,51 triliun.

Berdasarkan prospektus perseroan, masa bookbuilding akan berlangsung pada 18-25 September 2023. Sementara masa penawaran umum atau offering akan dimulai pada 2-4 Oktober 2023 dan listing pada 6 Oktober 2023.

Sebagai informasi, PT Barito Renewables Energy merupakan entitas usaha BRPT yang menjadi induk untuk menaungi anak-anak usaha Barito Pacific lainnya yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan (EBT).

Barito Renewables Energy juga menjalankan kegiatan usaha di bidang aktivitas perusahaan holding dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya. (ADF)