Note

DPR Dukung Usulan PMN PLN untuk Program Listrik Desa

· Views 67
DPR Dukung Usulan PMN PLN untuk Program Listrik Desa
DPR Dukung Usulan PMN PLN untuk Program Listrik Desa (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Komisi VI DPR RI mendukung usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) PLN sebesar Rp5,68 triliun di 2024 untuk program Listrik Desa (Lisdes). 

Lewat program Lisdes, PLN akan membangun infrastruktur kelistrikan di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) demi mewujudkan pemerataan pembangunan dan mendorong perekonomian rakyat.

Baca Juga:
DPR Dukung Usulan PMN PLN untuk Program Listrik Desa Pemerintah Masih Ngutang Rp60,66 Triliun ke PLN

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung menilai program Lisdes adalah suatu keharusan, karena listrik merupakan salah satu hak dasar warga negara. Mengingat masih banyak desa-desa yang terletak di pinggiran dan terisolir belum bisa menikmati layanan listrik dari negara. 

"Menurut saya Lisdes ini keharusan, gak bisa ditahan-tahan. Saya minta pimpinan, kita kasi catatan, beri penekanan dan dukungan agar program Lisdes ini berlanjut. Agar seluruh desa di Indonesia ini bisa terang," ungkap Martin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI, Rabu (20/9/2023).

Baca Juga:
DPR Dukung Usulan PMN PLN untuk Program Listrik Desa Kejar Rasio Elektfifikasi di Desa 96,19 Persen, PLN Ajukan PMN Rp 5,86 Triliun di 2024

Anggota komisi VI DPR RI Hendrik Lewerissa sangat mengapresiasi program Lisdes PLN yang sukses menyalurkan listrik ke berbagai desa terpencil di Maluku. 

Ia menilai program ini sangat membantu meningkatkan kesejahteraan dan manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat

Baca Juga:
DPR Dukung Usulan PMN PLN untuk Program Listrik Desa Agus Martowardojo Diangkat Jadi Komut PLN, Arcandra Tahar Komisaris Independen

"Saya apresiasi PLN, tingkat elektrifikasi di Maluku meningkat. Ini sesuai dengan yang saya perjuangkan. Terima kasih karena rakyat di Pulau Romang segera menikmati listrik," tambah Hendrik. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen perseroan mengejar target 100% rasio elektrifikasi demi menciptakan listrik yang berkeadilan. 

Masih ada desa yang belum teraliri listrik dan mayoritas berada di kawasan 3T di mana investasi untuk infrastruktur kelistrikannya sangat besar. Peran PMN untuk membantu PLN menyediakan listrik di seluruh pelosok tanah air sangat krusial.

"Ini adalah bagaimana sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya tulisan di atas kertas, tapi betul-betul bisa diwujudkan dalam bentuk yang nyata, yaitu terang seantero Nusantara," ungkapnya. 

Darmawan mengatakan, Rp 5,86 triliun dana PMN 2024 telah direncanakan PLN untuk melistriki 2.097 desa dengan potensi pelanggan mencapai 192 ribu pelanggan. 

Upaya tersebut dilakukan melalui pembangunan pembangkit energi baru terbarukan sebesar 29 ribu kilowatt peak (kWp), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 4.363 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Menengah (JTM) lebih dari 7.589 kms, dan gardu induk distribusi dengan total kapasitas mencapai 123.390 kiloVolt Ampere (kVA). 

Dengan upaya tersebut, Rasio Desa Berlistrik (RDB) ditargetkan mencapai sebesar 96,19% pada 2024.

Untuk menyukseskan program ini, sambung Darmawan, PLN telah mengembangkan metodologi pemetaan digital baru bernama Geographic Information System (GIS) agar perencanaan dan eksekusi program Lisdes lebih terukur dan tepat sasaran. 

Dengan GIS, setiap unit induk distribusi dan unit induk wilayah PLN di seluruh Indonesia diharuskan melakukan perencanaan berbasis digital yang komprehensif dan terkonsolidasi secara langsung.

"Metode baru ini membuat alokasi anggaran lebih tepat sasaran. Dipilih desa yang lebih mudah dijangkau dulu agar ekspansinya lebih cepat. Sehingga segera menciptakan multiplier effect, menyerap tenaga kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T," jelasnya. 

Darmawan juga menyampaikan bahwa PLN menargetkan rasio elektrifikasi akan mencapai 100% di 2025. 

Namun, dirinya memberi catatan bahwa biaya investasi untuk membangun infrastruktur kelistrikan di daerah 3T bisa berkali-kali lipat dibanding daerah perkotaan. 

Sebagai gambaran, untuk menyambung listrik di daerah perkotaan yang sudah ada JTR biayanya sekitar Rp1 juta. Tapi di daerah terpencil yang belum ada JTR biayanya bisa melonjak menjadi Rp 25 - 37 juta. 

"Jadi, memang secara ekonomi kalau dihitung secara teliti tidak masuk. Tetapi, berkat alokasi PMN ini saudara kita yang belum berlistrik bisa turut menikmati listrik. Sebab itu, kami akan selalu all out menghadirkan listrik ke seluruh Indonesia," pungkas Darmawan.

(DES)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.