Note

Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta

· Views 51
Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta
Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak Brent, patokan minyak mentah global, menembus USD95 per barel, naik 0,57 persen untuk pertama kalinya sejak November 2022 pada perdagangan Selasa (19/9/2023).

Sementara, West Texas Intermediate (WTI) mengalami penguatan 1,27 persen di level USD92,58 per barel.

Baca Juga:
Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta Sri Mulyani Buka Suara soal Subsidi dan Kompensasi BBM saat Harga Minyak Memanas

Lonjakan harga minyak ini masih dipicu aksi Arab Saudi dan Rusia yang mengurangi pasokan minyak mentah hingga akhir 2023.

Sejumlah saham migas di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga ditutup menghijau pada perdagangan hari ini.

Baca Juga:
Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta Reli Minyak Menguat, Harga Brent Tembus USD95 per Barel

Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) naik 3,74 persen sementara saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) naik 3,19 persen. Mengikuti reli kenaikan harga minyak dalam dua minggu terakhis, saham kedua emiten migas ini telah meroket 51,36 persen untuk MEDC selama sepekan dan RAJA naik 4,28 persen dalam perode yang sama. (Lihat grafik di bawah ini.)

Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta

Baca Juga:
Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta Harga Minyak Naik, Emiten Mana yang Untung?

Reli Minyak Tembus USD95 per Barel, Saham Migas MEDC Cs Berpesta

Saham PT Elnusa Tbk (ELSA) juga diperdagangkan lebih tinggi 0,93 persen dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menguat 0,72 persen.

MEDC juga dilaporkan meneken perjanjian pinjaman dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai pokok pinjaman Rp 5,25 triliun pada 14 September 2023. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 23 Juni 2028.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/9), Corporate Secretary MEDC Siendy Wisandana mengatakan, pinjaman dari BMRI ini akan digunakan MEDC untuk membiayai ulang kewajiban dalam bentuk obligasi. Termasuk obligasi dalam mata uang dolar AS dan Rupiah.

Minyak Bisa Tembus USD100 per Barel

Chevron Corp dan Citigroup Inc. memproyeksikan harga minyak bisa mencapai USD100 per barel dalam waktu dekat. Hal ini dipicu pasokan minyak di pasar yang lebih ketat.

Harga telah naik selama tiga minggu berturut-turut, dan kedua tolok ukur tersebut berada pada level tertinggi dalam 10 bulan.

Dari sisi pasokan, produksi minyak AS dari wilayah-wilayah penghasil minyak dan gas (migas) terbesar diperkirakan akan turun menjadi 9,393 juta barel per hari (bph) pada Oktober mendatang. Ini merupakan level terendah sejak Mei 2023 dan juga merupakan penurunan selama tiga bulan berturut-turut menurut Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Senin (18/9).

Perkiraan tersebut muncul setelah Arab Saudi dan Rusia pada bulan ini memperpanjang pengurangan pasokan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun 2023.

“Reli harga minyak didukung oleh kekhawatiran atas terbatasnya pasokan dan faktor teknis,” kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA di Singapura.

Wong menambahkan, ada tren naik jangka pendek yang terus-menerus terlihat pada minyak mentah berjangka WTI di mana penurunan sebelumnya ditahan oleh rata-rata pergerakan 5 hari sejak 29 Agustus dengan level support di sekitar USD89,90 per barel.

“Naiknya minyak ke wilayah overbought membuat pasar rentan terhadap koreksi,” kata analis dari National Australia Bank dalam catatan kepada klien.

menunjuk pada volatilitas setelah pidato dari CEO Saudi Aramco (TADAWUL:2222) Amin Nasser dan CEO Arab Saudi Menteri Energi pada hari Senin.

CEO Saudi Aramco yang merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar, Amin Nasser mengatakan pihaknya menurunkan perkiraan permintaan jangka panjang perusahaan pada Senin (18/9).

Aramco juga memperkirakan permintaan global akan mencapai 110 juta barel per hari pada 2030, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 125 juta barel per hari.

Menteri Energi Arab Saudi yakni Pangeran Abdulaziz bin Salman pada hari yang sama juga menegaskan pemotongan pasokan minyak OPEC+, dengan mengatakan pasar energi internasional memerlukan regulasi yang lebih ringan untuk membatasi volatilitas.

Pangeran Saudi juga memperingatkan ketidakpastian mengenai permintaan China, pertumbuhan Eropa, dan tindakan bank sentral untuk mengatasi inflasi.

Keputusan suku bunga juga akan diambil minggu ini oleh bank sentral sejumlah negara seperti AS, Inggris, Jepang, Swedia, Swiss, dan Norwegia yang diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga minyak pekan ini. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.