Note

Wall Street Ditutup Menguat, Dolar Melonjak Didorong Data Ekonomi AS

· Views 51
Wall Street Ditutup Menguat, Dolar Melonjak Didorong Data Ekonomi AS
Wall Street Ditutup Menguat, Dolar Melonjak Didorong Data Ekonomi AS (foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham AS berakhir menguat tajam dan greenback melonjak pada perdagangan Kamis (14/9/2023) waktu setempat.

Kondisi tersebut dipicu data ekonomi yang kuat. Hal tersebut gagal mengubah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada minggu depan.

Baca Juga:
Wall Street Ditutup Menguat, Dolar Melonjak Didorong Data Ekonomi AS Data Ekonomi AS Membaik, Wall Street Dibuka Semringah

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 331,98 poin, atau 0,96%, menjadi 34.907,51, S&P 500 (.SPX) bertambah 37,73 poin, atau 0,84%, menjadi 4.505,17 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 112,47 poin, atau 0,81% menjadi 13.926,05.

Reli ini meningkatkan beragam aset. Ketiga indeks saham utama berakhir lebih tinggi, begitu pula 11 sektor utama S&P 500.

Baca Juga:
Wall Street Ditutup Menguat, Dolar Melonjak Didorong Data Ekonomi AS Wall Street Ditutup Bervariasi, S&P 500 Berakhir Menguat Karena Data IHK

Dolar melonjak ke level tertingginya dalam enam bulan, imbal hasil Treasury 10-tahun naik, dan minyak mentah berjangka mencapai level tertingginya tahun ini, membantu saham-saham energi (.SPNY) mengungguli pasar yang lebih luas.

Serentetan data ekonomi yang dirilis sebelum bel pembukaan menunjukkan harga energi, khususnya bensin, sebagian besar bertanggung jawab atas harga produsen yang lebih tinggi dari perkiraan dan angka penjualan ritel yang mengalahkan konsensus.

Baca Juga:
Wall Street Ditutup Menguat, Dolar Melonjak Didorong Data Ekonomi AS Wall Street Dibuka Naik Tipis meski Inflasi AS Melonjak

"Ada alasan mengapa The Fed fokus pada inflasi inti," ujar ahli strategi portofolio senior Ingalls & Snyder di New York, Tim Ghriskey.

Harga pangan dan energi menurut Ghriskey bersifat fluktuatif dan bersifat musiman, sehingga (laporan PPI) tidak akan mengubah tindakan mereka pada periode mendatang.

"PPI Inti terus melambat dari tahun ke tahun dan penjualan ritel menguat. Ini bukan perekonomian yang lemah," tutur Ghriskey.

Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga acuannya ke rekor tertinggi, namun juga mengisyaratkan bahwa kenaikan terbaru ini akan menjadi yang terakhir.

"Ketika satu bank sentral memutuskan untuk berhenti sejenak, semua orang akan ikut serta," ujar Kepala Strategi Simplify Asset Management di Philadelphia, Michael Green.

"Ada perasaan umum bahwa siklus kenaikan suku bunga sudah selesai untuk saat ini," tutur Green.

Pasar keuangan memiliki kemungkinan sebesar 97% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga target dana The Fed tetap stabil di kisaran 5,25%-5,50% pada akhir pertemuan kebijakan moneter minggu depan, dan kemungkinan sebesar 66,7% untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan November berikutnya, menurut alat FedWatch CME.

Saham-saham Eropa melonjak ke persentase kenaikan satu hari terbesarnya dalam enam bulan, setelah ECB – yang menaikkan suku bunganya untuk kesepuluh kalinya berturut-turut – menyatakan bahwa hal tersebut sudah berada di akhir siklus pengetatan kebijakan moneternya.

Indeks STOXX 600 pan-Eropa (.STOXX) naik 1,52% dan indeks saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS) naik 0,82%.

Saham-saham emerging market naik 0,71%. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) ditutup 0,66% lebih tinggi, sedangkan Nikkei Jepang (.N225) naik 1,41%.

Dolar melonjak ke level tertingginya dalam enam bulan terhadap sejumlah mata uang dunia setelah data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, dan menyusul pelemahan euro menyusul keputusan suku bunga ECB.

Indeks dolar (.DXY) naik 0,57%, dan euro turun 0,8% menjadi USD1,0642.

Yen Jepang menguat 0,01% terhadap greenback pada 147,46 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan pada USD1,2408, turun 0,64% hari ini.

Imbal hasil Treasury AS naik tipis karena investor mencerna laporan PPI dan penjualan ritel.

Obligasi obligasi 10-tahun terakhir turun harganya menjadi 32/11 menjadi 4,2903%, dari 4,248% pada akhir Rabu.

Harga obligasi 30 tahun terakhir turun 26/32 menjadi menghasilkan 4,3869%, dari 4,337% pada akhir Rabu.

Harga minyak melonjak ke level tertingginya sejak bulan November karena prospek pasokan yang lebih ketat mengimbangi kekhawatiran permintaan.

Minyak mentah AS melonjak 1,85% menjadi USD90,16 per barel, sementara Brent berakhir pada USD93,70 per barel, naik 1,98% hari ini.

Harga emas rebound setelah penurunan awal melawan penguatan greenback. Harga emas di pasar spot bertambah 0,2% menjadi USD1,909.08 per ounce. (TSA)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.