data baru-baru ini menunjukkan tekanan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya, yang akan berkontribusi pada kembalinya inflasi
Warsawa (ANTARA) - Bank sentral Polandia, National Bank of Poland (NBP), memangkas suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin menjadi 6,00 persen pada Rabu (6/9/2023), dalam keputusan mengejutkan menjelang pemilu Oktober yang membuat mata uang zloty jatuh terhadap euro.

Mayoritas analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, namun pasar dan ekonom sama-sama tidak memperkirakan skala pelonggaran yang diberikan. Zloty anjlok 1,5 persen ke level terlemahnya sejak Mei dan saham perbankan anjlok lebih dari 5,0 persen.

Bank sentral Polandia mengatakan, pihaknya mengambil keputusan tersebut karena memperkirakan inflasi akan kembali ke target lebih cepat dari perkiraan semula.

“Dalam penilaian Dewan, data yang masuk baru-baru ini menunjukkan tekanan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya, yang akan berkontribusi pada kembalinya inflasi lebih cepat ke target inflasi NBP,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Dikatakan bahwa penyesuaian suku bunga akan "kondusif untuk memenuhi target inflasi NBP dalam jangka menengah".

Baca juga: Argentina mendapat pencairan dana 7,5 miliar dolar AS dari IMF

Baca juga: IMF: Pertumbuhan global melambat hingga 3,0 persen pada 2023 dan 2024


Gubernur NBP Adam Glapinski sebelumnya memberi isyarat bahwa penurunan suku bunga bisa terjadi pada September jika inflasi turun menjadi satu digit.

Meskipun inflasi terus menurun pada Agustus, angka tersebut sedikit di bawah target, yaitu sebesar 10,1 persen, menurut perkiraan awal.

Para ekonom memperingatkan risiko inflasi akibat perubahan drastis dalam kebijakan moneter.

“Kami telah mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk melakukan penurunan suku bunga, dan tentu saja penurunan suku bunga yang agresif, ketika prospek (perlambatan) inflasi masih jauh,” kata Piotr Bielski, direktur departemen analisis ekonomi Santander Bank Polska.

"Saya pikir pasar akan memperhitungkan risiko inflasi yang semakin mengakar dan secara umum hal ini akan mempersulit inflasi untuk kembali ke targetnya."

Analis J.P. Morgan mengatakan dalam sebuah catatan bahwa bank sentral perlu berhati-hati, mengingat ketidakpastian yang signifikan mengenai prospek inflasi dalam siklus ini, tidak hanya di Polandia tetapi juga secara global.

“Jika pemotongan suku bunga pada saat ini masih bisa diperdebatkan, maka pemotongan besaran bunga akan lebih diperdebatkan lagi,” tulis mereka.

Wojciech Paczos, seorang ekonom riset di Universitas Cardiff, mengatakan bahwa langkah tersebut mungkin dipengaruhi oleh pertimbangan politik, karena pemilihan parlemen dijadwalkan pada 15 Oktober.

“Saya menilai ada risiko pembalikan tren dan kenaikan inflasi baru, serta risiko pembalikan keputusan ini setelah pemilu dan kembalinya kenaikan suku bunga,” tulisnya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. “Saya memperkirakan ini adalah keputusan politik seratus persen, tidak ditentukan oleh logika ekonomi.”

Glapinski adalah sekutu partai Hukum dan Keadilan (PiS) yang berkuasa, dan memiliki hubungan dengan pemimpinnya Jaroslaw Kaczynski sejak beberapa dekade lalu.

"Dewan Kebijakan Moneter mengambil keputusan secara independen dari pemerintah. Komposisi dewan beragam dan dipilih oleh berbagai lembaga negara. Pemerintah tidak memiliki suara dalam keputusan dewan. Oleh karena itu, tuduhan yang dilontarkan para kritikus tidak berdasar," kata juru bicara pemerintah.

Baca juga: Wagub Bali ikuti acara dimulainya pembangunan Candi Bentar di Polandia

Baca juga: Wagub Bali sebut Polandia termasuk pasar potensial untuk pariwisata

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2023