Note

Investor Wajib Tahu, Begini Cara Mengetahui Valuasi dan Menganalisis Fundamental Saham

· Views 51
Investor Wajib Tahu, Begini Cara Mengetahui Valuasi dan Menganalisis Fundamental Saham
Investor Wajib Tahu, Begini Cara Mengetahui Valuasi dan Menganalisis Fundamental Saham. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Saham menjadi salah satu instrumen investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi. Namun, investor harus mengetahui jika tidak semua saham dapat memberikan keuntungan yang besar. 

Oleh karena itu, cara mengetahui valuasi saham penting untuk diketahui sebelum berinvestasi.

Baca Juga:
Investor Wajib Tahu, Begini Cara Mengetahui Valuasi dan Menganalisis Fundamental Saham Deretan Notasi Saham dari BEI, Apa Manfaatnya Bagi Investor?

Melansir Stockbit, harga saham suatu perusahaan tidak selalu mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan tersebut. 

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti permintaan dan penawaran, sentimen pasar, kinerja keuangan, prospek bisnis, dan lainnya. 

Baca Juga:
Investor Wajib Tahu, Begini Cara Mengetahui Valuasi dan Menganalisis Fundamental Saham Marak Fenomena Influencer Saham, Bantu Tingkatkan Return Portofolio?

Investor perlu melakukan analisa fundamental untuk menilai apakah suatu saham berada di bawah atau di atas harga wajarnya.

Harga wajar saham adalah harga yang seharusnya mencerminkan nilai intrinsik atau nilai sebenarnya dari suatu perusahaan. Harga wajar saham dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah suatu saham murah atau mahal. 

Baca Juga:
Investor Wajib Tahu, Begini Cara Mengetahui Valuasi dan Menganalisis Fundamental Saham Investor! Cermati Saham Pilihan ini

Jika harga saham lebih rendah dari harga wajar, maka saham tersebut dianggap murah atau undervalued. Sebaliknya, jika harga saham lebih tinggi dari harga wajar, maka saham tersebut dianggap mahal atau overvalued.

Cara Menghitung Harga Wajar Saham

Salah satu cara untuk menghitung harga wajar saham adalah dengan menggunakan rasio valuasi saham. Ini adalah metode perhitungan yang membandingkan harga saham dengan indikator keuangan tertentu perusahaan, seperti laba, aset, penjualan, arus kas, dan lain-lain. 

Rasio valuasi saham dapat memberikan gambaran tentang seberapa efisien dan menguntungkan suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Beberapa rasio valuasi saham yang sering digunakan investor dalam menentukan apakah perusahaan mahal atau murah antara lain.

1. Price to Earnings Ratio (PER)

PER adalah rasio yang digunakan untuk menilai mahal murahnya harga saham berdasarkan laba bersih perusahaan. Rasio ini membandingkan harga saham dengan laba per saham (EPS) suatu perusahaan. PER dapat dihitung dengan rumus:

PER = Harga Saham / EPS

Secara umum, semakin tinggi PER berarti semakin mahal harga suatu saham. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah PER suatu perusahaan berarti semakin murah harga sahamnya.  Walau begitu, rasio P/E tidak dapat digunakan secara absolut untuk menilai apakah suatu saham murah atau mahal.

Untuk memperoleh perhitungan valuasi yang lebih akurat, investor sebaiknya membandingkan PER saham saat ini dengan rata-rata PER emiten secara historis. 

Atau bisa juga dengan membandingkan PER sekarang dengan rata-rata PER industri atau PER saham lain yang bergerak di sektor/industri yang sama.

Misalkan, untuk mengetahui apakah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mahal atau murah menggunakan rasio valuasi PER, kamu dapat membandingkan nilai PER saham BBRI sekarang dengan rata-rata PER BBRI selama periode tertentu, contoh 3-5 tahun terakhir.

Jika PER sekarang lebih tinggi daripada rata-rata PER historis BBRI, berarti harga sahamnya mahal. Jika lebih rendah, berarti harga saham dianggap murah.

Begitu pun saat kamu ingin membandingkan PER BBRI yang sekarang dengan rata-rata PER industri atau saham-saham bank lain di pasar modal, seperti BBCA dan BMRI. 

Jika PER saham lebih rendah daripada PER rata-rata industri atau saham bank lain, maka harga saham dapat dianggap murah. Jika lebih tinggi, berarti saham dianggap mahal. 

2. Price to Book Value (PBV)

PBV adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan nilai buku per saham (BVPS) suatu perusahaan. PBV dapat dihitung dengan rumus:

PBV = Harga Saham / BVPS

Nilai buku per saham adalah nilai aset bersih (aset dikurangi kewajiban) yang dimiliki oleh perusahaan dibagi dengan jumlah saham beredar. Nilai buku per saham menunjukkan berapa nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk setiap lembar saham yang diterbitkan.

PBV menunjukkan berapa kali investor bersedia membayar untuk setiap rupiah nilai buku yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi PBV suatu perusahaan, berarti semakin mahal harga sahamnya dan semakin rendah PBV suatu perusahaan, berarti semakin murah harga sahamnya. 

Di kalangan investor, biasanya saham dengan nilai PBV < 1 dianggap murah, sementara PBV > 1 dianggap mahal.

Mirip seperti metode valuasi saham dengan PER, rasio PBV juga tidak dapat digunakan secara absolut untuk menilai apakah suatu saham murah atau mahal. 

Tetapi investor sebaiknya membandingkan juga nilai PBV saham sekarang dengan rata-rata PBV perusahaan secara historis dan rata-rata PBV industri. Jika PBV suatu perusahaan lebih besar dari PBV historis atau rata-rata industri, maka harga saham dianggap mahal. 

Sebaliknya, jika PBV suatu perusahaan lebih kecil dari PBV historis atau rata-rata industri, maka harga saham dianggap murah.

3. Price to Earnings Growth (PEG)

PEG adalah rasio yang membandingkan PER suatu perusahaan dengan pertumbuhan laba per saham (EPS) tahunan suatu perusahaan. PEG dapat dihitung dengan rumus:

PEG = PER / Pertumbuhan EPS Tahunan

PEG menunjukkan berapa kali investor bersedia membayar untuk setiap persen pertumbuhan laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin rendah PEG suatu perusahaan, berarti semakin murah harga sahamnya dan semakin tinggi PEG suatu perusahaan, berarti semakin mahal harga sahamnya.

Untuk membandingkan antar saham di sektor yang sama, investor dapat melihat PEG masing-masing saham dan memilih saham yang memiliki PEG terendah. 

Di kalangan investor, biasanya saham dengan nilai PEG Ratio < 1 dianggap sebagai saham murah atau undervalued. Sebaliknya, saham dengan PEG Ratio > 1 dianggap sebagai saham mahal atau overvalued. 

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.