Revisi Target, United Tractors (UNTR) Bidik Kenaikan Produksi Batu Bara 12 Persen

IDXChannel - PT United Tractors Tbk (UNTR) merevisi target pertumbuhan produksi batu bara hingga akhir 2023 menjadi 10%-12%. 

Sebelumya, target yang ditetapkan sebesar 5%-6%. Revisi ini sejalan dengan pertumbuhan produksi batu bara perseroan yang kian masif.

Baca Juga:

Permintaan Naik, Alat Berat United Tractors (UNTR) Ludes 3.551 Unit per Juli 2023

Per Juli 2023, unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatatkan produksi batu bara sebesar 71,1 juta ton. 

Angka itu naik 17% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 60,7 juta ton. “Sampai dengan Juli pertumbuhan produksi PAMA lebih tinggi dari target,” kata Investor Relations UNTR, Ari Setiawan dalam Workshop Media di Jakarta pada Rabu (23/8/2023).

Baca Juga:

Harga Batu Bara Naik Lagi, Saham UNTR hingga ADRO Kompak Hijau

Ari mengungkapkan, peningkatan produksi batu bara perseroan ditopang oleh sejumlah faktor yaitu, kondisi cuaca yang lebih kering. Hal itu dinilai sangat kondusif untuk mendukung operasi pertambangan.

“Selain itu karena ketersediaan alat berat, sehingga PAMA dapat mengejar target produksi,” tutur Ari.

Baca Juga:

Diversifikasi Usaha, UNTR Akuisisi Supreme Energy Sriwijaya Rp634,95 Miliar

Di samping itu, unit usaha perseroan di bidang pertambangan batu bara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA), mencatatkan total penjualan 7,2 juta ton batu bara, naik 10% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,6 juta ton.

Adapun peningkatan ini, kata Ari, dipengaruhi oleh kondisi pengangkutan batu bara melalui sungai. Di mana, biasanya pada musim kemarau air sungai berada di bawah normal. Kondisi tersebut menyebabkan tidak memungkinkan adanya pengangkutan batu bara.

Baca Juga:

United Tractors (UNTR) Dirikan Perusahaan Baru, Garap Pengelolaan Hutan

Ari menambahkan, sebagian besar konsesi tambang batu bara TTA berlokasi di Kalimantan Tengah, sehingga terpengaruh oleh kondisi cuaca saat ini. “Jadi ke depan, sekiranya penjualan naik atau turun bukan dikarenakan pemberitaan, tapi lebih kepada tantangan pengangkutan batu bara,” kata Ari.

Sejalan dengan peningkatan penjualan batu bara dari TTA hingga Juli 2023 ini, perseroan menargetkan penjualan hingga akhir tahun dapat mencapai 10,7 juta ton, naik dari penjualan tahun lalu yang sebesar 9,9 juta ton.

Di sisi lain, meski dua lini bisnis UNTR mengalami pertumbuhan, namun lini bisnis pertambangan emas perseroan yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) mengalami penurunan kinerja.  

Penjualan emas dari tambang Martabe ini tercatat turun 25% menjadi 126 ribu ons, dari sebelumnya sebesar 168 ribu ons pada periode yang sama tahun lalu.

“Ini dipengaruhi oleh keterbatasan fasilitas tailing storage yang progresnya sedikit terlambat akibat terdampak pandemi, dan saat ini dalam proses pembangunan infrastruktur dan diharapkan selesai akhir tahun ini,” ujar Ari.

Karena hal tersebut, lanjut Ari, perseroan memperkirakan penjualan emas dari tambang Martabe turun menjadi 175 ribu ons, dibandingkan tahun lalu yang sebesar 286 ribu ons emas.

(DES)