Mata Uang Rubel Rusia 'Kehabisan Napas', Keok Dihajar Dolar AS

Mata uang Rusia, rubel melemah terhadap dolar AS. Pada perdagangan di hari Selasa kemarin, Rubel melemah 3% terhadap mata uang Paman Sam.

Rubel gagal menguat dari pelemahan minggu lalu setelah pasar berdamai dengan prospek ekspor yang lebih rendah setelah pembatasan minyak Rusia.

Rubel sebelumnya sudah melemah 8% terhadap dolar AS pekan lalu dan terus melemah setelah embargo minyak dan pembatasan harga mulai berlaku. Kementerian Keuangan Rusia mengatakan kemerosotan rubel baru-baru ini terkait dengan pemulihan impor.

Dilansir Reuters, Rabu (28/12/2022), rubel melemah 3% di level 71,36 per dolar AS, angka itu merupakan yang terendah selama delapan bulan. Mata uang Rusia diprediksi tidak melebihi level 71 per dolar AS.

"Pada akhir Desember, rubel kemungkinan akan tetap sangat fluktuatif karena pasar perlu menemukan keseimbangan baru di bawah arus perdagangan yang berubah dan tekanan sanksi yang meningkat. Pekan ini, rubel diperkirakan akan berfluktuasi di kisaran 68-71 Rubel (per dolar AS)," kata BCS World of Investments dalam sebuah catatan.

Terhadap mata uang Uni Eropa, euro Rubel juga turun 3,4%. Kemudian, terhadap yuan turun 3,3% ke 10,09.

Rubel dinilai tetap menjadi mata uang utama dengan kinerja terbaik di dunia terhadap dolar AS tahun ini karena didukung oleh kontrol modal dan pengurangan impor pemerintah Rusia.

Harga minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia naik tipis 1% menjadi US$ 84,8 per barel sementara indeks saham Rusia beragam.

Indeks saham RTS berdenominasi dolar AS turun 2,9% ke 948,8 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis Rubel naik 0,5% menjadi 2.148,8 poin setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi hampir dua minggu.