Note

Tekanan Inflasi Membayangi, Emas Nyaris Tembus US$2.000 per Ounce

· Views 155

Bisnis.com, JAKARTA - Emas menguat ke level tertinggi dalam satu bulan terakhir pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (1/4/2022), waktu Asia.

Harga emas sedikit lagi menyentuh level US$2.000 per ounce. Kondisi ini dipicu oleh kekhawatiran seputar konflik Rusia-Ukraina dan meningkatnya tekanan inflasi yang mengangkat permintaan terhadap aset aman logam mulia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange naik US$11,5 atau 0,58 persen dan ditutup pada US$1.986,40 per ounce. Emas berjangka tergelincir US$9,8 atau 0,49 persen menjadi US$1.974,90 pada Kamis (14/4/2022) jelang libur Paskah.

Berakhirnya konflik Rusia-Ukraina tampaknya semakin jauh, setelah tenggelamnya kapal utama Armada Laut Hitam Rusia pekan lalu. Hal ini mendorong investor untuk memburu aset-aset aman.

Kenaikan emas tertahan di akhir sesi oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun dan apresiasi dolar AS. Kenaikan kedua aset ini memperlemah selera terhadap emas di antara pembeli luar negeri.

"Peningkatan kecil dalam ketegangan karena perang Rusia-Ukraina bersama tekanan inflasi meningkatkan permintaan safe-haven untuk emas," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Kekhawatiran atas pukulan ekonomi dari pembatasan yang diakibatkan Covid di China juga mendukung logam mulia, tambah Meger.

Meskipun kekhawatiran kenaikan inflasi meningkatkan daya tarik safe haven emas, kenaikan suku bunga untuk meredam harga yang lebih tinggi dapat menekan permintaan logam karena peluang yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Federal Reserve AS diperkirakan akan mempercepat laju pengetatan kebijakannya dalam pertemuan bulan depan, dengan kenaikan 50 basis poin yang diharapkan pada pertemuan Mei dan Juni.

Logam mulia selain emas, perak untuk pengiriman Mei naik 45 sen atau 1,75 persen, menjadi ditutup pada US$26,15 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$26,3 atau 2,65 persen, menjadi ditutup pada US$1.020,5 per ounce.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.