Note

Ekspektasi Kenaikan Bunga The Fed Bertambah Jadi 4 Kali

· Views 26

Federal Reserve AS mengungkap wacana yang lebih hawkish dalam notulen rapat FOMC Desember 2021 yang dirilis kemarin malam. Akibatnya, kurs dolar AS menguat pesat terhadap sebagian mata uang mayor dalam perdagangan hari ini (6/1/2022). Indeks dolar AS (DXY) relatif stabil pada kisaran 96.00, tetapi AUD/USD anjlok sekitar 0.9 persen dan NZD/USD melorot sekitar 0.7 persen. GBP/USD juga tergelincir lebih dari 0.2 persen.

Ekspektasi Kenaikan Bunga The Fed Bertambah Jadi 4 Kali

Para peserta rapat FOMC Desember 2021 menilai pasar tenaga kerja AS semakin membaik dan tingkat inflasi semakin tinggi. Oleh karena itu, mereka menyimpulkan bahwa “mungkin diperlukan untuk meningkatkan suku bunga federal lebih awal atau dengan laju yang lebih cepat.”

Pernyataan tersebut sontak menggemparkan pasar. Fed Funds Rate kini memperhitungkan probabilitas sebesar 75 persen untuk kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada bulan Maret 2022. Padahal, pelaku pasar sebelumnya menilai prospek kenaikan suku bunga paling cepat pada Mei. Majunya awal siklus “Fed rate hike” juga mendorong munculnya spekulasi untuk jumlah kenaikan suku bunga yang lebih banyak sepanjang tahun 2022, yakni meningkat dari 3 menjadi 4 kali.

Baca Juga:   BERITA SAHAM KAMIS 31/10/2019 - RUGI PESAWAT RETAK, GARUDA AJUKAN KLAIM KE BOEING

Bjørn Tangaa Sillemann, Analis Senior dari Danske Bank, mengatakan, “Ini juga membuka jendela untuk tidak hanya tiga kenaikan suku bunga tahun ini (yang merupakan prakiraan dasar kami dan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh The Fed pada dot plot Desember), melainkan empat kenaikan suku bunga jika Fed menaikkan sekali per kuartal seperti yang terjadi ketika siklus kenaikan dimulai secara nyata setelah krisis keuangan silam.”

Lebih penting lagi, FOMC mewacanakan perampingan neraca (Quantitative Tightening) sebagai tindak lanjut seusai tapering berakhir dalam beberapa bulan ke depan. Perampingan itu kemungkinan bakal dilaksanakan dengan cara menghentikan reinvestasi dari obligasi yang sudah jatuh tempo, atau bahkan menjual obligasi yang dibeli selama program Quantitative Easing berlangsung. Ini berarti masa-masa likuiditas dolar yang melimpah perlahan-lahan akan sirna, berdampak negatif bagi minat risiko pasar keuangan global.

Aset-aset high risk terpukul menyusul rilis notulen FOMC tersebut. Bursa saham AS rontok, sementara yield obligasi AS melambung dan ikut mengangkat nilai tukar greenback di pasar forex.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.