Note

WHO Tetapkan Omicron Beresiko Tinggi, Harga Minyak Tertekan

· Views 31

Harga minyak mentah dunia ditutup melemah pada perdagangan awal pekan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid Omicron berpotensi menimbulkan resiko tinggi secara global. Namun saat ini harga minyak berusaha recovery, tercermin dari pergerakan Brent Oil yang berada pada kisaran $74.40 per barrel atau terapresiasi 0.22 persen. Sedangkan minyak WTI berada pada $71.29 per barrel atau menguat 0.19 persen dari harga open harian.

WHO Tetapkan Omicron Beresiko Tinggi, Harga Minyak Tertekan
Dalam pernyataan terbaru kemarin, WHO mengatakan bahwa varian Omicron sudah masuk ke tahap beresiko secara global. Hal ini menyusul laporan terbaru menyebutkan Omicron telah menyebar hingga 60 negara dengan beberapa bukti yang menunjukkan varian ini kebal terhadap vaksin.

Dugaan sebelumnya yang mengatakan Covid Omicron tidak berbahaya tampaknya mulai tersisih setelah laporan adanya korban meninggal dunia di Inggris setelah terjangkit varian yang berasal dari Afrika Selatan ini.

Kabar lain datang dari Zhejiang, provinsi China yang dilaporkan sedang menghadapi gelombang Covid. Ratusan ribu orang diketahui sedang menjalani karantina. Kenaikan kasus Covid di Zhejiang berpotensi membayangi perekonomian China dan prospek permintaan minyak kedepannya. Pasalnya, Zhejiang merupakan salah satu provinsi pusat manufaktur besar negeri Tirai Bambu.

“China merupakan importer minyak mentah terbesar dan harga minyak berpotensi berada dalam tekanan jual apabila gelombang Covid menyebar tidak terkendali di negara dengan populasi terpadat di dunia”, kata Bob Yawger, direktur energi berjangka Mizuho di New York.

Di samping itu, pelaku pasar juga menyoroti sepak terjang OPEC bersama mitra yang dijadwalkan kembali mengadakan pertemuan pada 4 Januari untuk memutuskan kebijakan produksi mereka. Menteri Perminyakan Irak pada hari Minggu kemarin menegaskan bahwa ia berharap OPEC tetap mempertahankan kebijakannya selama ini yakni dengan meningkatkan output secara bertahap sebesar 400 ribu bph setiap bulan.

Tidak tetutup kemungkinan harga minyak akan kembali tertekan pada awal tahun 2022 mendatang. Pasalnya, selain karena dibayangi oleh penyebaran cepat varian Omicron, pasokan minyak mentah berpotensi membanjiri pasar setelah laporan dari AS menyebutkan bahwa produksi minyak dari cekungan Permian diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada bulan Januari.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.