Inflasi Tahunan AS Melaju Paling Cepat Sejak 1982
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa pertumbuhan inflasi konsumen Amerika Serikat bulan lalu mencapai laju tahunan paling cepat dalam nyaris 40 tahun terakhir. Indeks harga konsumen meningkat 6.8 persen pada periode November 2021, selaras dengan ekspektasi pasar. BBM, makanan, hingga mobil bekas dan kendaraan anyar berkontribusi dalam kenaikan harga-harga bulan November lalu.
Data ini mengukuhkan ekspektasi untuk pengumuman akselerasi program tapering The Fed dalam rapat kebijakan minggu depan. Sedangkan tapering yang terakselerasi akan membuka peluang kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat pula. Pelaku pasar kini memprediksi The Fed bakal memulai “rate hike” pada pertengahan tahun depan.
“Meskipun Desember mungkin akan menghadapi sejumlah kelonggaran dari penurunan harga energi akibat Omicron, menyebabkan total inflasi untuk melambat, (tetapi) ada ruang bagi masalah rantai pasokan untuk menyangga harga barang-barang inti lagi karena Omicron tersebar secara global dan mengganggu produksi,” kata Katherine Judge, seorang ekonom dari CIBC Capital Markets.
Judge menambahkan, “Dengan inflasi pada laju sangat tinggi, The Fed siap untuk mengakselerasi lini waktu tapering QE pada rapat Desember, untuk mengakhirinya pada awal musim semi, dan untuk memungkinkan kenaikan suku bunga pada kuartal kedua 2022, ketika gelombang COVID musim dingin mungkin sudah berakhir.
Ian Shepherdson, kepala ekonom di Pantheon Macroeconomics, menyampaikan wacana senada. Katanya,”Lonjakan dalam inflasi inti, dan nyaris pasti terjadinya kenaikan (suku bunga) ke depan, menjelaskan pivot hawkish The Fed selama beberapa minggu terakhir… Data inflasi akan menjadi semakin buruk saat program pembelian aset berakhir pada Maret, dan kami memperkirakan The Fed akan menaikkan (suku bunga) pada Mei, bahkan meskipun mereka mempertahankan pandangan bahwa outlook inflasi untuk akhir tahun 2022/2023 bakal jauh lebih baik.”
Terlepas dari positifnya makna data inflasi kali ini bagi kebijakan The Fed, kurs dolar AS tak mengalami kenaikan signifikan. Karena angka-angkanya sesuai dengan prakiraan konsensus, sehingga sudah termasuk dalam perhitungkan trader sejak sebelum pengumuman data oleh Departemen Tenaga Kerja. Saat berita ditulis, indeks dolar AS masih beredar pada kisaran 96.20-an yang telah dihuni sejak sesi Asia.
Reprinted from analisa_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.