USD/JPY Berada di Puncak Tiga Tahun di Tengah Imbal Hasil yang Meningkat, Menargetkan 113,00

• USD/JPY reli untuk 3 sesi berturut-turut di tengah ekspektasi hawkish Fed.
• Divergensi kebijakan moneter Fed-BoJ menguntungkan pasangan mata uang ini.
• Jalur termudah tampak ke sisi atas, fokus pada IHK AS dan risalah Fed.

USD/JPY berkonsolidasi di dekat 112,75, mengumpulkan kecepatan sebelum memulai kenaikan baru untuk menguji level acuan 113,00.

Spot tersebut berada di level tertinggi yang terlihat sejak Desember 2018, memperpanjang momentum bullish pekan sebelumnya.

Katalis utama di balik lonjakan USD/JPY adalah kenaikan tanpa henti dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS di seluruh kurva di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Fed akan mengurangi program pembelian obligasi pada awal bulan depan untuk membendung kenaikan inflasi, terutama dengan latar belakang melonjaknya biaya energi.

Di sisi Jepang , Bank of Japan (BoJ) jauh dari target harga 2% dan, oleh karena itu, tidak mungkin mengubah pengaturan kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Divergensi kebijakan moneter antara Fed dan BoJ terwakili dengan baik oleh perbedaan imbal hasil AS-Jepang yang melebar, yang tetap mendukung kenaikan Dolar.

Sementara itu, suasana pasar yang relatif optimis, dengan indeks Nikkei 225 naik lebih dari 1%, membebani safe-haven Yen dan berkolaborasi dengan sisi positif mata uang utama. PM Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa dia akan segera memutuskan paket ekonomi setelah pemilihan umum.

Selanjutnya, ekspektasi Fed dan inflasi kemungkinan akan memimpin sentimen di tengah perdagangan ringan, dengan semua perhatian tertuju pada data IHK AS Rabu dan risalah Fed untuk peluang perdagangan baru dalam pasangan ini.

USD/JPY: Prospek teknis

“Pasangan ini sekarang tampaknya siap untuk melampaui angka bulat 113,00 dan naik lebih jauh untuk menguji rintangan relevan berikutnya di dekat wilayah 113,55-60. Di sisi lain, setiap pullback yang berarti dapat dilihat sebagai peluang beli dan tetap terbatas di dekat wilayah 112,25-112,00,” jelas Analis FXStreet Haresh Menghani.