• Harga Minyak WTI menghentikan kenaikan beruntun tiga hari pada hari Senin.
• Harga minyak terdepresiasi kemungkinan karena pernyataan hawkish dari pejabat The Fed.
• Harga minyak mentah mungkin menguat karena optimisme peningkatan permintaan dari AS dan Tiongkok.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terus menguat setelah keputusan suku bunga dari Tiongkok, diperdagangkan sekitar $79,70 per barel selama sesi Asia pada hari Senin. Namun, harga minyak mentah mengalami kesulitan pada dini hari, yang mungkin disebabkan oleh pernyataan hawkish yang dibuat oleh pejabat Federal Reserve (Fed) minggu lalu. Selanjutnya, anggota Fed Bostic, Barr, Waller, Jefferson, dan Mester dijadwalkan untuk berbicara pada hari Senin.

Pada hari Jumat, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman menjadi berita utama dengan menyatakan bahwa kemajuan inflasi mungkin tidak stabil seperti yang diperkirakan banyak orang. Bowman mengindikasikan bahwa penurunan inflasi yang diamati pada paruh kedua tahun lalu hanya bersifat sementara dan tidak ada kemajuan lebih lanjut dalam inflasi tahun ini.

Pekan lalu, harga Minyak WTI naik sekitar 2% didorong oleh optimisme peningkatan permintaan dari Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar di dunia. Data bulan April menunjukkan bahwa inflasi konsumen AS telah melambat menjadi 0,3%, meningkatkan ekspektasi terhadap potensi penurunan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2024. Penurunan suku bunga tersebut dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi. Selain itu, suku bunga AS yang lebih rendah dapat melemahkan Dolar AS (USD), membuat Minyak lebih terjangkau bagi negara-negara pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS turun 2,508 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 10 Mei, menandai penurunan minggu kedua berturut-turut dan melampaui perkiraan penurunan sebesar 1,350 juta barel.

Di Tiongkok, output industri meningkat sebesar 6,7% tahun-ke-tahun di bulan April, yang menunjukkan pemulihan yang kuat di sektor manufaktur dan menunjukkan potensi permintaan yang lebih kuat di masa depan. Selain itu, Reuters melaporkan bahwa pada hari Jumat, Tiongkok mengumumkan langkah-langkah "bersejarah" untuk menstabilkan sektor properti yang terkena krisis. Bank sentral menyediakan dana tambahan sebesar 1 triliun yuan ($138 miliar) dan melonggarkan aturan hipotek. Selain itu, pemerintah daerah juga berencana membeli “beberapa” apartemen untuk mendukung sektor ini