• Harga emas tergelincir di bawah $2.300 karena kekhawatiran meluasnya konflik Timur Tengah berkurang.
• Daya tarik Dolar AS membaik karena prospek ekonomi AS yang kuat.
• The Fed mendukung mempertahankan suku bunga lebih tinggi sampai ada keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke 2%.

Harga emas (XAU/USD) melanjutkan penurunannya untuk hari kedua berturut-turut, diperdagangkan sedikit di bawah support penting $2.300 di sesi Eropa hari Selasa. Logam mulia beralih ke wilayah bearish karena investor mengabaikan kekhawatiran Timur Tengah di tengah harapan bahwa konflik antara Iran dan Israel tidak akan meningkat lebih jauh. Hal ini telah meningkatkan selera risiko investor sementara permintaan safe-haven telah berkurang.

Prospek Emas menjadi rentan karena meningkatnya daya tarik Dolar AS berdampak negatif terhadap komoditas dalam denominasi Dolar. Perusahaan perbankan investasi Goldman Sachs mengatakan: “Saat kita memasuki kuartal kedua, peningkatan berkelanjutan terhadap perkiraan pertumbuhan AS yang sudah kuat memberikan FOMC kemewahan untuk melakukan penyesuaian kebijakan yang lebih lambat dan bertahap.” Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Dolar AS terhadap enam mata uang utama, berada di dekat 106,00.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 10-tahun diperdagangkan sideways di sekitar 4,62% ​​karena fokus beralih ke data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti AS untuk bulan Maret, yang akan diterbitkan pada hari Jumat. Data inflasi akan memberikan isyarat mengenai panduan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada pertemuan kebijakan bulan Mei, di mana para pembuat kebijakan secara luas mengantisipasi untuk mempertahankannya tidak berubah pada kisaran 5,25%-5,50%. Preferensi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi menjadi pertanda baik bagi imbal hasil obligasi AS dan membebani Emas.