• Harga perak reli ke $29, didorong oleh permintaan safe-haven karena ketegangan geopolitik.
• Penurunan imbal hasil AS telah memperkuat permintaan terhadap aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.
• Dolar AS menguat seiring berkurangnya spekulasi penurunan suku bunga The Fed.

Harga perak (XAG/USD) tampaknya akan menutup mingguan positif untuk ketiga kalinya berturut-turut. Logam mulia menguat karena ketegangan geopolitik dan prospek ekonomi Tiongkok yang lemah memperkuat permintaan safe-haven.

Iran berjanji akan membalas serangan udara Israel terhadap kedutaan besar mereka di dekat Damaskus yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderal. Situasi perang di Gaza antara Israel dan Palestina bisa semakin meningkat setelah intervensi langsung dari Iran. Sementara itu, pemerintah Israel berjanji akan menyerang Rafah tempat pengungsi Palestina berlindung. Investor menyalurkan dananya ke aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Perak, di tengah ketidakpastian geopolitik.

Sementara itu, penurunan tajam imbal hasil Treasury AS telah mengurangi opportunity cost investasi pada aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil. Imbal hasil Treasury AS bertenor 10-tahun turun menjadi 4,55% dari level tertinggi dalam lebih dari empat bulan di 4,60%. Indeks Dolar AS (DXY) tinggal selangkah lagi untuk mencapai kembali level tertinggi lima bulan di 106,00.

Dolar AS menguat karena tingginya inflasi harga konsumen dan data Nonfarm Payrolls (NFP) yang kuat untuk bulan Maret telah memaksa para pedagang untuk melepas taruhan mereka terhadap Federal Reserve (Fed) untuk mulai menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan Juni dan Juli. Saat ini, investor melihat The Fed akan melakukan penurunan suku bunga mulai bulan September. Selain itu, investor memperkirakan bahwa The Fed hanya akan menurunkan suku bunga dua kali pada akhir tahun, dibandingkan tiga kali yang diproyeksikan oleh pembuat kebijakan The Fed dalam dot plot terbaru.