- Kenaikan harga perak sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada tahun 2024.
- Aset non-yield seperti Perak terapresiasi seiring penurunan imbal hasil Treasury AS.
- Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menegaskan Israel akan membalas jika Iran menyerang wilayahnya.
Harga perak menunjukkan tren sideways dengan sentimen positif yang memperpanjang kenaikannya untuk sesi keempat berturut-turut, berada di sekitar $28,10 per troy ounce selama awal sesi Eropa pada hari Rabu.
Harga perak dapat terapresiasi lebih jauh di tengah ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (Fed) tahun ini. Penurunan imbal hasil Treasury AS menyebabkan dukungan terhadap aset-aset non-yielding seperti Perak, dengan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing sebesar 4,74% dan 4,36%, pada saat berita ini dimuat.
Selanjutnya, harga Perak mengikuti pergerakan kenaikan harga Emas yang didukung oleh peningkatan permintaan konsumen dan industri. Penambahan 160.000 troy ons emas ke dalam cadangannya oleh Tiongkok pada bulan Maret, bersamaan dengan pembelian emas oleh Turki, India, Kazakhstan, dan beberapa negara Eropa Timur pada tahun ini, semakin berkontribusi terhadap sentimen positif seputar logam mulia.
Meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mendorong investor beralih ke aset-aset safe-haven seperti Perak. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengeluarkan peringatan bahwa Israel akan membalas jika Iran menyerang wilayahnya. Selain itu, perundingan perdamaian antara Israel dan Hamas di Mesir gagal mencapai kemajuan.
Investor mengambil sikap hati-hati dan mengantisipasi potensi perubahan kebijakan yang dipengaruhi oleh data yang masuk. Angka pasar tenaga kerja yang kuat dari minggu lalu dapat mendorong sikap Federal Reserve yang lebih hawkish jika inflasi melebihi ekspektasi. Hal ini berpotensi membatasi momentum kenaikan harga Perak
Hot
No comment on record. Start new comment.