Note

Siap-siap Ya! Bos The Fed Mau Kasih Bocoran Kapan Suku Bunga Turun

· Views 86
Siap-siap Ya! Bos The Fed Mau Kasih Bocoran Kapan Suku Bunga Turun
Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
 
  • IHSG sudah empat hari secara beruntun melemah diikuti juga rupiah karena investor menanti sinyal kebijakan FFR dan inflasi China
  • Malam ini Jerome Powell akan memberikan pernyataan, diharapkan ada sinyal mengenai FFR
  • Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, kebijakan suku bunga acuan BI Rate akan terus dijaga di level 6%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dan nilai tukar rupiah kompak melemah pada sesi perdagangan kemarin, Selasa (5/3/2024). Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terkoreksi selama empat hari beruntun.

IHSG ditutup melemah 0,4% ke posisi 7.247,46 pada perdagangan kemarin. Untungnya IHSG masih berada di level psikologis 7.200.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 17 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 198 saham menguat, 340 saham melemah, dan 236 saham cenderung mendatar.

Secara sektoral, sektor utilitas dan properti menjadi pemberat terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 3,31% dan 1,6%.

Pada sisi lain, dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,19% di angka Rp15.765/US$. Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 31 Januari 2024.

Sikap investor yang masih cenderung wait and see menanti pernyataan dari Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, khususnya perihal suku bunga mengerem aliran dana masuk ke pasar keuangan.

The Fed masih konsisten dengan suku bunganya yang berada di level 5,25-5,5%. Para pengambil kebijakan di The Fed menilai bahwa tingkat suku bunga kebijakan kemungkinan besar akan berada pada titik puncaknya dalam siklus pengetatan ini.

Suku bunga yang ditahan di level tinggi ini salah satunya disebabkan karena inflasi AS yang masih berada di angka 3,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau di atas ekspektasi pasar di angka 2,9% yoy serta di atas target The Fed sendiri di level 2%.

Kondisi ini yang kemudian membuat indeks dolar Amerika Serikat atau DXY menguat dan kemudian menekan rupiah.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa untuk beberapa saat ke depan, dolar akan menguat, tetapi kita akan melihat bahwa dolar akan melemah pada semester kedua seiring dengan perubahan arah kebijakan The Fed.

Perry mengatakan, Fed Fund Rate atau FFR yang saat ini di kisaran 5,25%-5,5% akan turun sebesar 75 basis points (bps) pada semester II-2024. Dengan demikian, kebijakannya akan lebih dovish saat itu.

Beralih ke Asia, pada pekan ini, China akan merilis data laju CPI baik secara tahunan dan bulanan.

Sebelumnya pada Januari 2024 tercatat China berada dalam kondisi deflasi 0,8% yoy atau penurunan terbesar dalam 14 tahun terakhir dan lebih buruk dari perkiraan pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 0,5%.

Data ini adalah penurunan CPI selama empat bulan berturut-turut, penurunan terpanjang sejak Oktober 2009.

Namun hingga kini konsensus memperkirakan bahwa CPI China akan naik dan inflasi terjadi ke level 0,4%.

Jika hal ini terjadi, maka indikasi bahwa roda perekonomian China mulai bergerak dan dapat berdampak baik bagi negara yang menjadi mitra dagangnya, salah satunya Indonesia.


Dicetak ulang dari cnbcindonesia.com, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.