Kami menyajikan ulasan investasi jangka menengah pada pair mata uang GBP/USD.

Inggris tetap menjadi salah satu dari sedikit negara maju yang indeks harga konsumennya melebihi 4.0%, dan semua langkah Bank of England dan Kementerian Keuangan untuk mengurangi indikator tersebut tidak membawa dampak yang signifikan: melemahnya inflasi saat ini adalah berkembang semata-mata karena jatuhnya harga saham untuk bahan bakar dan listrik. Tingkat suku bunga terkonsolidasi pada 5.25%, dan hampir tidak ada yang meragukan pelestariannya pada pertemuan tanggal 1 Februari namun indeks harga konsumen pada bulan Desember berjumlah 4.0%, meningkat dari nilai rendah 3.9% sebelumnya, dan indikator inti tidak termasuk makanan dan harga bahan bakar tetap di 5.1%. Selain itu, pound berada di bawah tekanan dari sektor konsumsi: menurut laporan bulan Desember, indeks penjualan ritel inti terkoreksi sebesar –3.3% setelah 1.5% dari bulan ke bulan dan sebesar –2.1% dari 0.5% dari tahun ke tahun di bulan November, dan volumenya adalah – 3.2% dari bulan ke bulan dari sebelumnya 1.4% dan –2.4% dari tahun ke tahun.

Dolar Amerika telah ditradingkan dalam kisaran sempit selama dua minggu sekarang pada tingkat rata-rata 103.000 dalam USDX di bawah tekanan data makroekonomi: dengan demikian, penjualan di pasar perumahan sekunder telah memperbarui rekor terendah dalam sejarah sebesar 3.78M dibandingkan dengan 3.82M sebelumnya. Di sisi lain, sektor tenaga kerja mulai pulih: klaim pengangguran awal turun menjadi 187.0K, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata permohonan pengangguran sebesar 210.0K–220.0K pada akhir musim gugur. Selain itu, indeks penjualan ritel inti pada bulan Desember meningkat sebesar 0.4%, dan volumenya meningkat sebesar 0.6%, jauh melebihi indikator Inggris.

Akibatnya, dengan segala kelemahan dan ketidakstabilan perekonomian Amerika, situasi di Inggris nampaknya tidak menentu, dan melemahnya pound dapat menyebabkan berlanjutnya tren penurunan pada pair GBP/USD pada kuartal berikutnya.

Selain faktor fundamental yang mendasarinya, kelanjutan dinamika negatif juga dikonfirmasi oleh indikator teknis: pada grafik mingguan, harga bergerak dalam koridor naik global di 1.3420–1.2300, mendekati garis supportnya.

Pembentukan pola pembalikan Head and shoulder global menjadi jelas, Garis Lehernya bertepatan dengan koreksi dasar Fibonacci 38.2% di 1.2110. Mari kita pertimbangkan level-level penting pada grafik harian.

Pada grafik harian, harga berkonsolidasi di atas garis resistance koridor naik global, yang telah bergerak sejak musim gugur tahun 2022, bersiap untuk menguji level Fibonacci 50.0% di 1.2520. Jika 1.2920 tercapai, yang bertepatan dengan level koreksi penuh Fibonacci 61.8%, skenario penurunan global akan dibatalkan, dan lebih baik melikuidasi posisi jual. Zona target berada di sekitar level koreksi awal Fibonacci 23.6% di 1.1610, setelah mencapai level tersebut lebih baik mengambil keuntungan pada posisi jual terbuka.

Mari kita menilai level entri secara lebih rinci pada grafik empat jam.

Level masuk untuk transaksi sell adalah di 1.2520, yang bertepatan dengan koreksi menengah Fibonacci 50.0%, dan sinyal lokal dapat diterima pada awal minggu ini, ketika harga melampaui harga tertinggi lokal minggu lalu, mengonfirmasi pembentukan posisi jual global.

Mengingat rata-rata volatilitas harian suatu instrumen trading selama sebulan terakhir, yaitu rata-rata pasangan sebesar 54.7 poin, pergerakan harga ke level target 1.1610 mungkin memakan waktu sekitar 49 sesi trading namun jika volatilitas meningkat, waktunya dapat berkurang menjadi 42 hari.