Note

AS Tebar Ketakutan Bagi Pelaku Pasar, Rupiah Turun

ยท Views 125
AS Tebar Ketakutan Bagi Pelaku Pasar, Rupiah Turun
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
 

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca kekhawatiran pelaku pasar karena data inflasi dan ketenagakerjaan AS masih panas.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menurun di angka Rp15.550/US$ atau terdepresiasi 0,03%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi kemarin (11/1/2024) sebesar 0,13%.

Sementara DXY pada pukul 8.47 WIB turun 0,04% menjadi 102,24. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (11/1/2024) yang berada di angka 102,29.

 

Kemarin, Biro Statisik AS merilis data inflasi untuk periode Desember 2023 naik menjadi 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya sebesar 3,1% pada November 2023. Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam pada Desember 2023 juga naik menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,1% pada November 2023.

Angka ini tentunya lebih tinggi dari konsensus pasar dalam Trading Economics yang memperkirakan inflasi AS pada Desember 2023 naik 3,2% (yoy) dan 0,2% (mtm).

Namun untuk inflasi inti AS periode Desember 2023, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif juga cenderung turun sedikit menjadi 3,9% (yoy), dari sebelumnya pada November 2023 sebesar 4%. Angka CPI inti juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 3,8%.

Kenaikan inflasi AS terjadi karena adanya seasonality natal dan tahun baru. Selain itu, memanasnya konflik di Timur Tengah yang turut menaikkan harga minyak mentah dunia juga berkontribusi menaikkan inflasi Negeri Paman Sam pada akhir 2023.

Lebih lanjut, data dari Departemen Ketenagakerjaan AS, angka klaim pengangguran awal turun 1.000 menjadi 202.000 pada pekan yang berakhir 6 Januari lalu.

Ini merupakan level terendah sejak pertengahan Oktober. Angka tersebut juga lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan orang Amerika mengajukan klaim pengangguran sebanyak 203.000.

Hal ini menandakan bahwa sektor tenaga kerja di Negeri Paman Sam masih cukup panas, sehingga dapat merubah pandangan The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuannya di tahun ini.

Kedua data tersebut setidaknya memberikan tekanan terhadap mata uang Garuda karena dana asing berpotensi bertahan di AS mengingat suku bunga yang cukup tinggi di tahan dalam jangka yang cukup lama.

Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘
๐Ÿ™๐Ÿป
@imam ptr asalamalekun ๐Ÿ™

-THE END-