HARGA EMAS KONSOLIDASI KARENA INVESTOR MENUNGGU DATA INFLASI AS

 Harga emas diperdagangkan bolak-balik karena fokus beralih ke data inflasi AS.

 Laporan inflasi yang terus-menerus mungkin mendorong sikap hawkish Fed.

 Berbagai pengambil kebijakan Fed dijadwalkan untuk berbicara hari ini.

 Harga emas (XAU/USD) kesulitan untuk melanjutkan pemulihannya karena investor masih cemas menjelang data inflasi AS untuk bulan Oktober, yang akan dipublikasikan pada pukul 13:30 GMT (21:30 WIB).  Logam mulia berkonsolidasi dengan investor yang diperkirakan akan menunggu sampai setelah rilis sebelum membangun posisi baru, karena data inflasi akan memberi mereka kejelasan yang lebih baik mengenai prospek kebijakan moneter.

 Para ekonom memproyeksikan laju pertumbuhan yang stabil pada Indeks Harga Konsumen (CPI) inti sementara inflasi umum diperkirakan mereda.  Laporan inflasi AS yang terus-menerus akan mendorong ekspektasi akan adanya pengetatan kebijakan lebih lanjut oleh Federal Reserve (Fed).  The Fed berkomitmen untuk menurunkan inflasi hingga 2% pada waktu yang tepat dan tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika mereka merasa inflasi sudah mengakar.

 Penggerak Pasar Intisari Harian: Harga emas diperdagangkan tanpa arah

 Harga emas rebound mendekati $1,945.00 tetapi kesulitan untuk melanjutkan kenaikannya karena investor tetap berhati-hati menjelang data inflasi AS untuk bulan Oktober.

 Perdagangan logam mulia berada dalam kisaran yang ketat karena investor diperkirakan akan membangun posisi setelah rilis angka inflasi konsumen AS, yang akan memandu mereka mengenai kemungkinan tindakan suku bunga The Fed berikutnya pada pertemuan kebijakan moneter di bulan Desember.

 Tingkat persistensi inflasi AS akan memberikan kejelasan apakah para pengambil kebijakan The Fed akan menganjurkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

 IHK utama bulanan diperkirakan melambat menjadi kenaikan 0,1% di bulan Oktober, dari 0,4% di bulan September.  Dalam jangka waktu yang sama, inflasi inti diperkirakan tumbuh stabil sebesar 0,3%.

 Secara tahunan, inflasi umum diperkirakan meningkat lebih lambat sebesar 3,3% dibandingkan 3,7% pada bulan September.  CPI inti terlihat meningkat dengan kecepatan stabil sebesar 4,1%.

 Laporan inflasi AS yang keras kepala mungkin akan mengubah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed satu kali lagi pada pertemuan kebijakan moneter bulan Desember atau di awal tahun 2024.

 Inflasi AS yang lebih tinggi menunjukkan bahwa kemajuan telah melambat dalam menurunkan inflasi ke target The Fed sebesar 2%, sehingga mendorong perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut.

 Sesuai dengan alat CME Group Fedwatch, para pedagang melihat peluang 15% bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember dan peluang 25% pada pertemuan kebijakan moneter pada bulan Januari 2024.

 Peluang untuk pengetatan suku bunga lebih lanjut semakin tinggi karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan rekan-rekannya masih tidak yakin apakah suku bunga saat ini cukup untuk menurunkan inflasi hingga 2%.

 Jerome Powell memperingatkan bahwa kegagalan The Fed dalam mengendalikan inflasi akan menjadi kesalahan besar.  Oleh karena itu, bank sentral tidak akan ragu untuk memperketat kebijakan moneter lebih lanjut.

 Selain data inflasi AS, pidato dari pengambil kebijakan Fed: Philip Jefferson, Michael Barr dan Austan Goolsbee akan menjadi pidato yang paling penting.

 Indeks Dolar AS (DXY) telah berkonsolidasi di kisaran 105,40-106,00 selama tiga sesi perdagangan sebelum laporan inflasi AS.  Imbal hasil Treasury AS 10-tahun berada di dekat 4,63%.

 Minggu ini, investor juga akan fokus pada data Penjualan Ritel bulanan AS untuk bulan Oktober.  Sesuai konsensus, belanja konsumen diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,3% dibandingkan pertumbuhan 0,7% di bulan September.

 Sementara itu, jika ketegangan di Timur Tengah tidak meningkat secara signifikan, daya tarik emas batangan telah berkurang