Note

Wall Street Kompak Melonjak, Inflasi Landai Indikasi Rate Hike Fed Berakhir

· Views 140


Wall Street Kompak Melonjak, Inflasi Landai Indikasi Rate Hike Fed Berakhir


Investing.com - Dow ditutup melonjak pada Selasa (14/11) sejalan dengan turunnya Treasury yields membuka jalan bagi saham-saham teknologi untuk meraih keuntungan setelah laporan inflasi yang lebih lambat dari perkiraan mendukung ekspektasi investor bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve telah berakhir.


Pada penutupan sesi, Dow Jones Industrial Average menguat 1,43% di 34.827,704, sementara S&P 500 melesat naik 1,9% dan NASDAQ Composite melonjak 2,4%.


Inflasi konsumen AS lebih rendah dari antisipasi, tekan Treasury yields

CPI bulan Oktober melambat ke angka 0% dari 0,4% di bulan sebelumnya yang berada di atas ekspektasi para ekonom untuk angka 0,1%. Angka yang lebih lambat dari ekspektasi ini menambah harapan bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga lagi.


"CPI bulan Oktober lemah di sisi jasa, dan angka bulan November seperti ini tidak akan memenuhi standar yang kami tetapkan sebelumnya untuk kenaikan tambahan di bulan Desember," ungkap Morgan Stanley dalam sebuah catatan hari Selasa. "Kami pikir inflasi yang lemah dan kondisi keuangan yang masih ketat akan membuat the Fed menahan diri," tambahnya.


Traders saat ini memperkirakan the Fed akan mempertahankan suku bunga dan melakukan pemangkasan suku bunga pertama di bulan Mei, menurut Fed Rate Monitor Tool dari Investing.com.


Treasury yields turun tajam saat laporan tersebut, dengan yield 2 tahun turun 21 basis poin menjadi 4,832%, sementara yield obligasi 10 tahun turun 18 basis poin menjadi 4,455%.


Penguatan ini menyusul rilis data yang menunjukkan inflasi utama di AS melambat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Oktober, dalam dorongan bagi para pejabat Federal Reserve yang ingin mengurangi tekanan harga di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.


Saham tekno dan chip bersinar di tengah lemahnya Treasury yields

Saham-saham teknologi besar menguat dipimpin oleh Alphabet (NASDAQ: GOOGL) dan Meta Platforms (NASDAQ: META) saat sentimen terhadap sektor-sektor pertumbuhan pasar didukung oleh turunnya Treasury yields.


Sementara itu, peningkatan lebih dari 3% saham-saham chip juga mendukung sektor teknologi yang lebih luas di tengah lonjakan saham Globalfoundries Inc (NASDAQ: GFS), Novanta Inc (NASDAQ: NOVT), dan Marvell Technology Inc (NASDAQ: MRVL), dengan saham-saham tersebut menguat karena pernyataan positif dari Wall Street.


RothMKM memulai liputan tentang Marvell Technology untuk posisi beli dengan target harga $60, mengatakan bahwa produsen chip tersebut "memiliki posisi yang baik" untuk mendapatkan keuntungan dari AI.


Home Depot memulai laporan ritel dengan kinerja kuartal ketiga

Home Depot (NYSE:HD) melonjak lebih dari 5% setelah peritel ini melaporkan hasil kuartal ketiga yang melampaui estimasi Wall Street, termasuk penurunan 3,1% yang lebih kecil dari yang diantisipasi untuk penjualannya kuartal ketiga lantaran para pelanggan melakukan proyek-proyek dan perbaikan rumah yang lebih sederhana. Peritel ini juga memperkecil proyeksi setahun penuh, dan kini memperkirakan penjualan akan turun 3% hingga 4% dari tahun sebelumnya, dibanding dengan ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan penurunan 2% hingga 5%.


Target (NYSE: TGT) menyusul dengan laporan keuangannya pada hari Rabu, sementara Walmart (NYSE: WMT) dan Macy's (NYSE: M) dijadwalkan akan merilis hasil laporan keuangannya pada Kamis.


Produsen kendaraan listrik Fisker Inc (NYSE: FSR) melaporkan pendapatan yang mengecewakan dan mengatakan akan menunda pengajuan peraturan kuartalannya, membuat sahamnya anjlok 18%.


Saham-saham energi tertinggal dari pergerakan yang lebih luas meski ada penguatan minyak

Saham-saham energi naik kurang dari 1%, tertinggal dari pergerakan pasar positif yang lebih luas meskipun harga minyak naik di tengah prospek permintaan yang lebih kuat.


IEA, dalam laporan bulanannya, menaikkan proyeksi pertumbuhan 2023 menjadi 2,4 juta barel per hari dari 2,3 juta, dan 930.000 barel per hari dari 880.000 pada 2024.


Namun, lembaga ini berhati-hati menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan terjadi di hampir semua negara besar tahun depan, tetapi mengatakan bahwa ekspektasinya didukung oleh harapan pemangkasan suku bunga dan penurunan harga minyak baru-baru ini.


Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak juga telah sedikit menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2023, dalam laporan bulanannya, yang dirilis pada hari Senin.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.