Note

The Fed Tidak Naikkan Suku Bunga, Dolar AS Melemah

· Views 187

The Fed Tidak Naikkan Suku Bunga, Dolar AS Melemah

Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan


TEMPO.CO, Jakarta -Dolar As bertahan pada level yang lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi WIB. Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali niat bank sentral AS untuk mendorong pemulihan pasar kerja yang "luas dan inklusif", dan tidak menaikkan suku bunga terlalu cepat berdasarkan hanya pada ketakutan akan datangnya inflasi.

“Kami tidak akan menaikkan suku bunga secara pre-emptive karena kami khawatir akan kemungkinan terjadinya inflasi. Kami akan menunggu bukti inflasi aktual atau ketidakseimbangan lainnya,” kata Powell dalam sidang di depan panel Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Dolar telah melonjak setelah The Fed pada Rabu, 16 Juni 2021, mengatakan bahwa pembuat kebijakan memperkirakan dua kenaikan suku bunga pada 2023. Itu membuat investor mengevaluasi kembali taruhan bahwa Fed akan membiarkan inflasi berjalan pada tingkat yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama sebelum menaikkan suku bunga.

“Saya tidak berpikir dia menjelaskan lebih jauh tentang jadwal waktu. Dia juga tidak membuatnya lebih mendesak,” kata Lou Brien, ahli strategi pasar di DRW Trading di Chicago.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,20 persen menjadi 91,733. Indeks bertahan di bawah tertinggi dua bulan di 92,408 yang dicapai pada Jumat, 18 Juni 2021.

Euro menguat 0,19 persen menjadi 1,1940 dolar AS dan dolar AS naik 0,28 persen menjadi 110,65 yen Jepang.

Para pejabat Fed telah menyatakan pandangan yang berbeda tentang kapan mungkin tepatnya untuk memperketat kebijakan moneter karena inflasi meningkat.

Bank sentral AS mungkin berada dalam posisi untuk mulai mengurangi dukungan luar biasa terhadap ekonomi AS pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, kata Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly pada Selasa, 22 Juni 2021.

Para pejabat Fed akan terus mengawasi data ekonomi untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyesuaikan kebijakan moneter dan setiap pembicaraan tentang kapan harus menyesuaikan suku bunga masih jauh, kata Presiden Federal Reserve New York John Williams.

"Tekanan inflasi sedikit lebih besar dari yang diperkirakan di balik pembukaan kembali (ekonomi), tetapi The Fed masih merasa bahwa sebagian besar tekanan itu tidak akan berkelanjutan," kata Chuck Tomes, associate portfolio manager di Manulife Asset Management di Boston.

Data inflasi harga produsen pada Jumat, 25 Juni 2021 adalah fokus ekonomi utama berikutnya.

Sementara itu, Bitcoin pulih dari level terendah lima bulan pada Selasa dalam sesi bergejolak di mana mata uang digital itu jatuh di bawah 30.000 dolar AS, memperpanjang kerugian yang dipicu sehari sebelumnya ketika bank sentral China memperketat tindakan keras terhadap uang kripto. Bitcoin, terakhir di 32.599 dolar AS, naik 2,95 persen.


Diunggah ulang dari tempo, semua hak cipta dimiliki oleh penulis asli.


Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.