Note

Dolar Australia ke Atas Rp 11.000 Lagi, Ini Penyebabnya!

· Views 295


Dolar Australia ke Atas Rp 11.000 Lagi, Ini Penyebabnya!

Nilai tukar dolar Australia menguat 3 hari beruntun melawan rupiah pada perdagangan Selasa (30/3/2021), dan kembali ke atas Rp 11.000/US$.

Harga komoditas yang mulai menguat lagi, dan sentimen pelaku pasar yang memburuk membuat dolar Australia kembali naik setelah sempat ke bawah Rp 11.000/AU$ pada pekan lalu.

Melansir data Refintiv, AU$ 1 setara Rp 11.048,47, dolar Australia menguat 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Pada pekan lalu, kemerosotan harga komoditas, khususnya bijih besi membuat dolar Australia jeblok.

Bijih besi merupakan komoditas ekspor utama Australia, berkontribusi sebesar 15% dari total ekspor. Di awal pekan lalu, harga bijih besi ini merosot lebih dari 1%, sehari setelahnya anjlok lagi 4,54%. Tetapi setelahnya, harga bijih besi mencatat penguatan 5 hari beruntun hingga Senin kemarin, dengan total 8,5%.

Sebelum tertekan akibat merosotnya harga komoditas, dolar Australia pada pekan lalu mencapai level tertinggi nyaris 7 tahun terakhir doi Rp 11.300/US$, didukung data yang menunjukkan pemulihan ekonomi Australia yang lebih baik dari prediksi.

Di sisi lainnya, rupiah sedang tertekan hari ini akibat memburuknya sentimen pelaku pasar. Hal terjadi akibat Archegos Capital, perusahaan aset managemen, yang terkena margin call. Archegos tidak mampu menyediakan tambahan jaminan saat broker memintanya.

Ada kekhawatiran situasi di Archegos bakal berdampak sistemik. Nomura dan Credit Suisse disebut-sebut sebagai kreditur Archegos dalam perdagangan di pasar derivatif, sehingga dua bank kelas 'paus' itu tentu akan kena getahnya.

Khawatir terhadap dampak sistemik itu, investor kemudian 'membuang' saham-saham perbankan di Wall Street. Harga saham Citi ambles 1,97%, Goldman Sachs terkoreksi 0,51%, JPMorgan minus 1,55%, Morgan Stanley rontok 2,63%, Bank of America terpangkas 0,96%, dan Well Fargo ambrol 3,32%.

Hal tersebut, menunjukkan memburuknya sentimen pelaku pasar, yang membuat rupiah sebagai mata uang emerging market tertekan.


Diunggah ulang dari CNBCIndonesia, semua hak cipta dimiliki oleh penulis asli.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.