The Fed Diprediksi Lebih Berhati-hati Longgarkan Kebijakan, Greenback Loyo

avatar
· Views 470
  • Dolar melemah usai rilis data tenaga kerja AS yang variatif, dengan pengangguran naik meski penyerapan kerja melampaui perkiraan.
  • Pasar menilai the Fed cenderung menahan suku bunga, tercermin dari meningkatnya probabilitas suku bunga tetap pada pertemuan Januari.
  • Mata uang utama menguat, dipimpin euro dan pound, jelang keputusan bank sentral global pekan ini.

Ipotnews - Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama, Selasa, menyusul rilis data ekonomi yang tertunda dan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja lebih kuat dari perkiraan. Meski demikian, kenaikan tingkat pengangguran memberi sinyal bahwa Federal Reserve kemungkinan akan bersikap lebih berhati-hati dalam melanjutkan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, perekonomian menambah 64.000 lapangan kerja sepanjang November, melampaui estimasi para ekonom yang disurvei  Reuters.  Angka tersebut muncul setelah ekonomi AS kehilangan 105.000 pekerjaan pada Oktober.
Laporan ketenagakerjaan ini baru dirilis setelah tertunda akibat penutupan sebagian pemerintahan federal (government shutdown) AS selama 43 hari.
Pasca rilis data tersebut, dolar AS bergerak melemah terhadap mata uang utama. Terhadap franc Swiss, dolar terakhir tercatat turun 0,18% menjadi 0,79475, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (16/12) atau Rabu (17/12) pagi WIB.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama termasuk euro dan yen, melemah 0,11% menjadi 98,15 dan berada di jalur mencatat penurunan untuk sesi kedua berturut-turut.
John Velis, Americas FX and Macro Strategist BNY, menilai data ketenagakerjaan tersebut bersifat variatif. Menurutnya, terdapat sejumlah sinyal positif dari sisi perekrutan yang lebih baik dari perkiraan, namun tidak cukup kuat untuk mengubah gambaran besar ekonomi. Dia menambahkan, kenaikan tingkat pengangguran dari 4,4% menjadi 4,6% berpotensi menjadi perhatian khusus bagi the Fed pada awal tahun depan.
Pasar derivatif suku bunga menunjukkan ekspektasi bahwa the Fed akan menahan suku bunga acuannya. Fed funds futures kini memperkirakan peluang 75,6% bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 28 Januari, meningkat dari sekitar 70% sepekan sebelumnya, berdasarkan FedWatch Tool CME Group.
Velis juga menyoroti bahwa sebagian besar lapangan kerja baru tercipta di sektor non-siklikal seperti layanan kesehatan. Hal ini mengindikasikan aktivitas ekonomi yang sensitif terhadap siklus bisnis belum menunjukkan pemulihan signifikan. Dia menyebut, meski angka utama terlihat cukup baik, rincian data justru kurang meyakinkan sehingga pasar menilai laporan tersebut relatif netral.
Analis TS Lombard, Dario Perkins, dalam catatan kepada investor menilai laporan ketenagakerjaan ini tidak banyak mengubah narasi kebijakan moneter, terlebih dengan peringatan dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Amerika bahwa data terbaru memiliki tingkat reliabilitas yang lebih rendah dari biasanya.
Menurut Perkins, the Fed masih memandang kebijakan moneter berada sedikit di wilayah restriktif, sehingga masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, meski belum ada urgensi yang kuat untuk bertindak cepat.
Perhatian pasar global pekan ini juga tertuju pada sejumlah keputusan bank sentral utama. Bank Sentral Eropa (ECB) secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Kamis.
Data ekonomi zona euro yang beragam dinilai masih mendukung sikap kebijakan suku bunga tinggi lebih lama, sekaligus menopang penguatan euro. Data terbaru menunjukkan sentimen investor Jerman meningkat lebih besar dari perkiraan pada Desember, meski pertumbuhan aktivitas bisnis zona euro melambat menjelang akhir 2025.
Euro naik tipis 0,05% ke posisi USD1,1788, sempat menyentuh level tertinggi sejak September, dan berada di jalur kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut.
Di Inggris, Bank of England diprediksi menghadapi keputusan yang ketat terkait suku bunga, dengan Gubernur Andrew Bailey disebut-sebut berpotensi mengubah pandangannya dan membuka peluang pemangkasan suku bunga.
Poundsterling menguat 0,39% menjadi USD1,34305, mencapai level tertinggi dalam dua bulan menjelang keputusan BoE, Kamis.
Di Asia, kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan dinilai sebagian besar telah diperhitungkan pasar. Namun, sinyal pengetatan lanjutan sebelum perundingan upah musim semi dapat dianggap sebagai sikap yang lebih hawkish.
Sentimen bisnis perusahaan besar Jepang mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada periode tiga bulan hingga Desember, meski analis menilai kekhawatiran fiskal berpotensi menahan penguatan yen.
Dolar AS tercatat melorot 0,36% jadi 154,65 terhadap yen menjelang keputusan BoJ, Jumat.
Sementara itu, bank sentral Swedia, Riksbank, dan bank sentral Norwegia, Norges Bank, diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya. Krona Swedia menguat 0,09% terhadap dolar AS ke posisi 9,286, sedangkan versus krone Norwegia, greenback justru melonjak 0,39% jadi 10,174. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest