- Minyak turun: Brent USD61,71, WTI USD58, fokus ke perdamaian Rusia-Ukraina dan penyitaan tanker Venezuela.
- Penyitaan tanker Venezuela belum berdampak signifikan, risiko eskalasi tetap ada.
- Dukungan harga dari the Fed rate cut dan stok minyak AS turun 1,8 juta barel.
Ipotnews -- Harga minyak melorot, Kamis, karena investor mengalihkan perhatian pada pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina dan memantau potensi dampak dari penyitaan kapal tanker yang terkena sanksi oleh Amerika di lepas pantai Venezuela.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 50 sen atau 0,8% menjadi USD61,71 per barel pada pukul 14.30 WIB, demikian laporan Reuters, di Singapura, Kamis (11/12).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melemah 46 sen atau 0,8% menjadi USD58,00 per barel.
Harga acuan tersebut melesat sehari sebelumnya setelah Amerika mengumumkan penyitaan sebuah tanker di lepas pantai Venezuela, memicu kekhawatiran gangguan pasokan akibat meningkatnya ketegangan antara kedua negara.
"Sejauh ini, penyitaan itu belum berdampak signifikan ke pasar, tetapi eskalasi lebih lanjut akan menimbulkan volatilitas harga minyak mentah yang tinggi," kata Emril Jamil, analis LSEG . "Pasar tetap menunggu perkembangan kesepakatan perdamaian Rusia-Ukraina."
Rabu lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan, "Kami baru saja menyita sebuah tanker di lepas pantai Venezuela, tanker besar, sangat besar, terbesar yang pernah ada, dan hal-hal lain sedang terjadi."
Pejabat pemerintahan Trump tidak menyebut nama kapal tersebut, namun kelompok manajemen risiko maritim Inggris, Vanguard, mengatakan kapal tersebut, Skipper, diyakini disita di lepas pantai Venezuela.
Trader dan sumber industri mengatakan pembeli Asia menuntut diskon besar untuk minyak Venezuela, terdorong oleh meningkatnya pasokan minyak yang terkena sanksi dari Rusia dan Iran serta risiko bongkar muat di negara Amerika Selatan itu, seiring peningkatan kehadiran militer AS di Karibia.
Investor kini lebih fokus pada perkembangan pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina. Pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman melakukan percakapan telepon dengan Trump untuk membahas upaya perdamaian terbaru Washington, yang dikatakan sebagai "momen krusial" dalam proses tersebut.
Laporan mengenai serangan Ukraina terhadap kapal dari armada bayangan Rusia juga memberikan dukungan sementara bagi harga, menurut analis IG, Tony Sycamore.
"Perkembangan ini kemungkinan akan menjaga harga minyak mentah di atas level support kunci USD55 hingga akhir tahun, kecuali terjadi kesepakatan perdamaian tak terduga di Ukraina," ujarnya.
Di sisi lain, Federal Reserve memangkas suku bunga acuan dalam pemungutan suara yang terbelah. Pemotongan suku bunga dapat menurunkan biaya pinjaman konsumen, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan permintaan minyak.
Selain itu, penyusutan stok minyak mentah AS turut mendukung harga, meski penurunannya lebih ringan dari perkiraan.
Inventaris minyak mentah merosot 1,8 juta barel menjadi 425,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Desember, menurut Badan Informasi Energi Amerika dalam Petroleum Status Report mingguannya, dibandingkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 2,3 juta barel. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now